Friday, April 25, 2014

Layanan Purna Jual Sony Mobile Mengecewakan

Seorang bapak bersama pasangannya mendatangi Sony Service Centre Makassar dengan keluhan kerusakan layar Smartphone Sony nya. Saya tak melihat jelas tipe apa ponselnya, namun yang jelas tampilannya mewah, tipis dengan layar lebarnya. Setelah berdiskusi dengan CS, diputuskan untuk memperbaiki ponselnya tersebut berhubung pemakaian baru sekitar dua bulan, masih garansi. Namun beberapa saat setelah diskusi, pasangan ini harus menerima kenyataan, ponsel harus dibawa ke Jakarta dengan lama perbaikan dua bulan. Pihak cabang SSC tidak menerima perbaikan ponsel yang masih garansi, katanya itu sudah aturan dari pusat (Jakarta) kalau ponsel yang sakit harus dirawat selama dua bulan. Pasangan ini pasrah, hanya mampu menggerutu, "Tau begini, tidak kubeli ini hape!".

Kejadian seperti ini menimpa kami lebih dari tiga bulan lalu. Awal Januari 2014, Sony Xperia ZL yang dibeli dengan susah payah pada Juni 2013 akhirnya kena santet, mati-hidup sendiri, mati suri, hingga akhirnya mati total. Pihak SSC mendiagnosa kerusakan ada pada batere dan software. Ponsel harus masuk rumah sakit selama dua bulan. Tak ada pilihan, Xperia ZL yang telah kami anggap seperti anak sendiri akhirnya rela dilepas kepergiannya selama dua bulan. Selama kepergiannya, kami gonta-ganti hape dengan galaunya, kadang Samsung, Blackberry, atau Motorola.

Awal Maret, Sony kami telah di permak, telah pulih katanya. Setelah dicoba ternyata ada kerusakan lain, speaker mati total, tak bisa bersenandung dengan riang seperti sedia kala. Sepertinya ada kesalahan saat perbaikannya, mungkin tangan yang menjamah daerah vital batere terpeleset mengenai daerah terlarang lainnya, speaker! Ponsel akhirnya kami masukkan lagi ke neraka, parahnya kami harus menunggu lagi selama dua bulan, kurang asem!!

Lewat pertengahan April 2014, Sony kami akhirnya keluar kandang, total nyaris 4 bulan dia di neraka. Kecewanya kami, mengapa selama itu pihak Sonymobile memperbaiki ponsel yang secara logika bisa diperbaiki paling lama satu minggu. Begitu panjangkah antrian ponsel yang rusak di pusat sana yang hanya satu-dua orang teknisi yang memperbaikinya? Parahnya, Sony kami belum lunas karena dibeli secara kredit selama 12 bulan. Intinya, kami mencicil Sony untuk diperbaiki, bukan untuk dipakai. Ini menjadi preseden buruk bagi Sonymobile, kami (dan mungkin pecinta smartphone Sony yang senasib dengan kami) bakal kapok membeli dan setia sama Sony. Saran kami, kalau selama itu perbaikannya pihak Sonymobile bisa menyediakan ponsel pengganti untuk sementara bila tak sanggup mengganti baru. Ini demi kepuasan dan kesetiaan konsumennya.

Selamat datang kembali Sony Xperia ZL, senang melihatmu lagi setelah tertidur lama di neraka.