Monday, October 26, 2015

Berfantasi Bersama Mobil Grand New Veloz



Akhir tahun ini tepat lima tahun kebersamaan kami, lumayan lama untuk sebuah hubungan dengan status tak jelas. Suka duka kami jalani bersama, hujan panas kami tembus bersama. Saya tertarik padanya sejak pandangan pertama. Bodinya yang ramping membuat jantung berdegup kencang saat melihatnya. Dia tidak rewel namun bandel, membuat saya tetap setia padanya. Pamela, Saya memanggilnya demikian.

Dalam perjalanan ke kantor hari ini Saya mengajaknya, selama ini Saya memang bersama yang lain, pacar tiri yang berstatus kepunyaan orang lain. Sebenarnya Saya kasihan pada Pamela, bodinya sudah tak mulus lagi, lecet-lecet tak karuan, gara-gara Saya yang tak banyak perhatian padanya. Dia juga pernah mengeluh sakit parah, Saya biarkan saja hingga sembuh dengan sendirinya.

Pamela memang pengertian, dia mengerti perasaan Saya yang membutuhkan pendamping baru. Tampak dari raut wajahnya saat Saya melirik yang lain. Dia tidak marah, mungkin dia butuh teman. Tapi apalah daya, untuk sementara Saya tak sanggup mendua. Banyak pilihan, namun yang baik tidak banyak. Kolaborasi antara ketampanan fisik dan inner handsome adalah pilihan yang baik. Pilah-pilih mobil seprti memilih pasangan hidup, tak bisa lepas dari empat pilar lima sempurna: keamanan, kenyamanan, kekuatan, dan gaya, plus harga yang mesti dibayar untuk memilikinya.

Pilihan jatuh ke mobil MPV, alat transportasi andalan keluarga, memuat lebih banyak penumpang dan barang. Dari banyak pilihan, Toyota Avanza yang paling memikat. ”Mobil sejuta umat” ini sejak dulu mencuri perhatian. Saya berani bertaruh, dari sepuluh mobil yang berseliweran di jalan, empat diantaranya adalah Toyota Avanza. Dari seluruh isi parkiran, hampir setengahnya adalah Toyota Avanza. Tidak percaya? Hitung saja sendiri! Ini sudah cukup membuktikan kalau Avanza  MPV terbaik di Indonesia

Rasa aneh Saya rasakan beberapa hari belakangan ini setiap kali menatap keluaran terbaru Avanza yang berseliweran di jalan. Ada yang bergetar setiap kali melihat tampilannya, padahal Saya sama sekali belum menyentuhnya apalagi menungganginya. Hanya menatapnya dan itu sudah cukup membuat gugup dan tak sadar berfantasi sedang menungganginya. Sama seperti dulu, yang Saya rasakan saat mendamba-dambakan Pamela. Keluaran terbaru Toyota Avanza yang paling gress adalah Grand New Avanza dan Grand New Veloz. Keduanya adalah cucu kesekian Toyota Avanza yang terlahir kembar siam. Ya, Saya jatuh cinta pada salah satu dari mereka, Grand New Veloz, mobil dengan exterior dan interior stylish dan trendy lifestyle. Rasa cinta itu semakin menjadi saat menelanjangi fiturnya di brosur online.

Sebelumnya Saya pesimis, apa bedanya Grand New Veloz dengan mobil MPV lainnya? Apa yang membedakan produk Avanza yang terbaru ini dengan avanza yang sudah ada sebelumnya? Tapi setelah melihat brosur itu, Saya sadar kalau Grand New Veloz ini memang berbeda. Tampilan eksteriornya lebih sporty dan berkarakter, keren, terkesan kokoh dan futuristis.


Tampilan eksteriornya lebih sporty dan berkarakter. Tengok saja sorotan tajam matanya dengan kombinasi projector halogen, Saya bertekuk lutut dari tatapan mata ini. Kaki-kakinya yang aduhai dengan desain velg ban baru bercorak machining sungguh membuat pangling. Wajahnya juga keren berkarakter tangguh dengan desain front grill yang berbeda dari sebelumnya. Belum lagi bagian-bagian tubuhnya yang lain seperti desain fog lamp, lampu belakang, dan panel body baru yang lebih stylish dan menegaskan kesan sporty. Dari tampilan awal inilah yang membuat kagum dan mulai jatuh cinta.

Walaupun dada mulai berdebar saat melihat tampilannya, Saya belum berani menyentuhnya. Saya takut kecewa dengan hanya melihat tampilan luarnya tanpa melihat inner handsome sesungguhnya. Namun itu tak berlangsung lama, setelah melihat brosurnya Saya semakin jatuh cinta, interiornya sungguh menawan. Desain baru dashboard dengan warna hitam menjadikan tampilan keseluruhan interior tampak semakin stylish dan sporty. Kabin yang luas dengan tampilan desain baru untuk kenyamanan maksimal. Audio system baru dengan touchscreen CD, DVD, AM/FM, USB, AUX, Bluetooth & iPod ready akan memanjakan mata dan telinga selama perjalanan. Desain stylish dan ergonomis setir dari bahan kulit untuk mengontrol kendaraan dan sistem audio tentu saja memudahkan tangan dan jemariku. Sudah cukup? Belum! Lampu indikator ECO yang terintegrasi pada panel speedometer, berkendara akan semakin efisien dan maksimal. Sungguh handsome, bukan?


Banyak fitur kenyamanan baru yang ditanamkan atau ditingkatkan pada mobil ini. One touch tumble yang lebih mudah dan praktis mengatur posisi kursi duduk. Kursi yang ergonomis dan lebih nyaman untuk relaksasi selama perjalanan jauh. Fleksibilitas pengaturan kursi paling belakang untuk penumpang atau barang. Kesenyapan kabin semakin ditingkatkan yang membuat rasa nyaman saat berkendara. Penyesuaian pada sistem suspensi MacPherson Strut dan suspensi belakang dengan per koil yang meningkatkan stabilitas dan kenyamanan.


Fitur keamanan adalah yang paling penting. Jangan sampai setelah memilikinya malah mencelakai kita. Sudah ditanamkan seatbelt with presentioner and force limiter yang mencegah cedera fatal saat terjadi benturan keras. Seatbelt untuk penumpang tengah pun sudah ada, bahkan kursinya sudah ditambah dengan sandaran kepala untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpangnya. Ada juga alarm pengingat untuk menggunakan seatbelt. Anti Lock Braking System sebagai proteksi optimal untuk mengontrol kendaraan saat pengereman mendadak. Cukup? Belum! Mobil ini sudah ditambahkan side impact beam berupa batangan besi penahan yang ditanamkan di setiap pintu mobil yang melindungi penumpang dan pengemudi dari benturan samping. Belum lagi soal isofix yang merupakan fitur keselamatan standar internasional untuk keamanan optimal pemasangan child seat. Ada lagi! Sudah ada Immobilizer system untuk mematikan mesin kalau mobil coba dinyalakan pakai kunci yang salah.


Bagaimana soal mesinnya? Semua varian Grand New Veloz dimotori sama mesin dual VVT-i yang bisa menghasilkan tenaga yang jauh lebih besar dengan konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Selain itu seri Toyota Grand New Veloz diklaim anti banjir karena engine hood dari seri ini ada di bagian atas yang mana air sampai atas grill pun tidak masalah.

Tikungan terakhir sebelum kantor, jalanan sudah ramai. Lamunan pecah saat seorang teman menyapa pelan, ”Terlambat lagi bro?”. Saya tersenyum kecut, lalu memarkir Pamela tepat di depan kantor. Pamela lalu menepuk pundak Saya beberapa kali, lalu dengan lembut berkata “Sayang, kalau kamu memang mau mencari maduku, pastikan dia Grand New Veloz. Karena hanya dia yang bisa menemaniku”. Saya pegang erat tangan Pamela, lalu memarkirnya tepat di depan kantor. Dialah Pamela, motor dinas plat merah yang sudah jadi teman jalan terbaik selama lima tahun ini.

Saya tersenyum, membayangkan mertua melamarkan si Veloz lalu menungganginya setiap hari. Mungkin ini yang namanya jodoh, setelah memarkir Plat Merah, di depan kantor ada test drive Avanza Veloz, sepupu dua kali Grand New Veloz. Hampir mirip dengan grand new Veloz. Kemudian, jantung kembali berdegup kencang.

Sunday, October 25, 2015

Menata Air, Menjaga Kehidupan



Air adalah sumber kehidupan, mari kita jaga demi masa depan


Sudah lima menit mesin pompa air meraung-raung galau. Bunyinya seperti biasa, agak berat parau, rada-rada ngebass, tanda kalau tak ada air yang dihisapnya. Beda sama tetangga depan rumah yang suara mesinnya merdu, rada-rada treble. Sebagai empunya mesin pompa air yang sayang pada si mesin, saya tak mau menunggu mesin air meraung lebih lama. Saya khawatir raungannya semakin pedih dan akhirnya diam tak bersuara. Mesin saya matikan, menunggu saat kira-kira ada air diujung pipa yang siap disedot, untuk dimasukkan ke dalam wadah penampungan. Tapi, waktunya tak bisa ditebak, tak cukup rumus peluang untuk mengetahui kapan air jatah kompleks bisa disedot dengan lancar. 

Sekitar empat tahun yang lalu air masih setia mengunjungi rumah warga kompleks, setiap saat. Kalau butuh air, tinggal putar kran. Tak perlu mesin pompa air untuk menyedot air, belum ada jatah-jatahan. Wajarlah, waktu itu kompleks perumahan masih baru, masih sedikit warga yang tinggal menetap. Barulah setelah menikah dan menempati rumah sendiri, air mulai malas mengalir lancar, mulai banyak warga yang menempati rumahnya. Karenanya kami berpikir untuk memasang tempat penampungan air, plus mesin penyedotnya. Puncaknya saat musim kemarau sekarang ini, air sangat sulit didapatkan, dijatah bergiliran oleh pengelola kompleks yang tak pasti jadwal mengalirnya, kadang sore atau subuh hari. Itupun tak pasti. 


Namun kami mesti banyak bersyukur, teknologi telah maju dan ekonomi semakin membaik. Tak perlu jauh-jauh mengangkat air dengan tenaga triceps sebagaimana usaha orang tua dulu, atau tetangga yang rela tak mandi gara-gara tak kebagian jatah air bersih yang habis disedot tetangganya yang bermesin pompa. Soal tetangga depan yang bunyi mesin pompa airnya merdu, bukan karena harga mesinnya melebihi harga mesin pompa kami, bukan pula karena kualitas mesin yang lebih baik. Tapi bunyi treble itu karena mesin memompa air langsung dari dalam tanah. Ya, tetangga depan rumah memang setahun kemarin memasang pompa air yang sumber airnya dari dalam tanah menggunakan sumur bor. 

Konon tetangga depan rumah tersebut sudah bosan menunggu jatah air dari pengelola kompleks. Mereka lebih sering tidak kebagian air karena tidak memasang mesin. Bosan dengan ”ketidakadilan” tersebut, tetangga depan rumah tersebut lalu membeli mesin pompa air, tapi sekalian dengan membuat sumur bornya. Konon kedalaman sumur bor mencapai 40 meter, kalau kurang dari itu kualitas air tidak bagus, keruh dan berbau. Saat ini tetangga depan rumah menikmati ”hasil jerih payah”nya membuat sumur bor, tidak kekurangan air, bahkan berlebih. Kapanpun kalau butuh air tinggal nyalakan mesin pompa, suara mesinnya pun sangat merdu, rada-rada treble tanpa jeda. Mungkin sakit hati tetangga depan rumah terobati ketika mendengar suara mesin pompa air kami yang kebanyakan berbunyi bariton ketimbang treble. 

Sebenarnya membuat sumur bor untuk keperluan pribadi rumah tangga adalah sebuah ”pelanggaran”. Pengelola kompleks perumahan sejak awal sudah mewanti-wanti warganya untuk tidak membuat sumur bor sendiri. Sebelum menempati rumah, ada sebuah klausul yang mesti ditandatangani, yang salah satu isinya agar pemilik rumah tidak membuat sumur bor sendiri. Selain karena di sekitar kompleks memang susah air bersih dalam artian butuh beberapa puluh meter menggali atau mengebor sumur untuk mendapatkan air bersih, pengelola kompleks (dan kebanyakan warga yang melek huruf) yakin jika masing-masing warga membuat sumur bor maka kuantitas dan kualitas air tanah akan berkurang, cepat atau lambat. Permukaan tanah akan turun menutupi celah tanah karena airnya telah kosong. Akibatnya memang tidak terlihat sekarang, namun yakin saja beberapa (puluh) tahun kedepan akan berdampak buruk terhadap lingkungan. 

 Pengolahan Air Mandiri

Sebagai kompensasi dari ”pelarangan” membuat sumur bor sendiri ini, pengelola kompleks membuat instalasi pengelolaan air sendiri, semacam PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) kecil-kecilan untuk mencukupi kebutuhan air bagi sembilan kluster perumahan dalam satu kompleks. Entah berapa ratus meter kedalaman pipanya hingga bisa mendapatkan air yang cukup. Kami salut, pengelola kompleks tak mau membebani pemerintah akan kecukupan air bersih. Namun entah sampai kapan debit air cukup untuk memenuhi hasrat warga akan air bersih. Selain musim kemarau, semakin banyaknya warga yang tinggal di kompleks perumahan menjadikan warga semakin berebut air. Kalau pengelola tak kreatif mencari dan membangun pengolahan air bersih baru, sepuluh pompa air di masing-masing rumah pun takkan cukup. 

Namun entah mengapa tetangga depan rumah tetap leluasa membuat sumur bor. Konon tetangga depan rumah adalah rumah kedua yang memasang sumur bor di kluster perumahan ini, yang pertama adalah pak RW, konon. Namun karena tetangga depan rumah sudah ”berani” memasang sumur bor, ada beberapa warga yang ikut memasang sumur. Mungkin pengelola kompleks tidak tahu, atau takut menegur, atau oknum pengelola kompleks sudah disogok. Mungkin juga pengelola kompleks mengerti kalau debit air di PDAM-nya sudah tidak cukup memuaskan hasrat warganya akan air, sehingga klausul ”tidak boleh memasang sumur bor sendiri” otomatis tidak berlaku lagi. 

 Calon Perumahan Baru

Pihak pengembang perumahan memang lagi gencar-gencarnya membangun beberapa kluster perumahan tambahan, seakan semakin beringas dan tanpa jeda mengeksploitasi lahan demi keuntungan perusahaan. Semoga saja sumber air yang berkualitas masih cukup untuk seluruh warga. Pun jika tak cukup, pengelola kompleks mau membangun pengolahan air bersih tambahan yang aman bagi lingkungan. 

Kadang kami khawatir, air di bawah permukaan tanah yang dalam itu berkurang lalu habis. Lalu anak cucu kita saling adu jotos karena berebut air. Persoalan air bersih memang persoalan mendasar yang sudah ada sejak jaman bahuela. Bahkan manusia rela bertaruh nyawa memperebutkannya. Uniknya persoalan air bersih, didapatkan susah, dibuang lebih susah. Pengelolaannya bukan sekedar mendapatkannya, namun juga pemanfaatan dan pengelolaan hasil buangannya. 

Karena itu, kelestarian lingkungan dan air merupakan tanggungjawab bersama, antara pemerintah, warga, dan pengelola kompleks perumahan. Minimal kita saling mengingatkan agar tidak membabi buta merusak lingkungan demi kepentingan sesaat. Dampak negatif kerusakan lingkungan hidup harus diminimalkan. Lingkungan hidup harus mampu mendukung kehidupan berkelanjutan, kondisi lingkungan hidup harus dapat dinikmati oleh generasi sekarang tanpa mengurangi kesempatan generasi mendatang. Makanya kami agak kesal ketika mengetahui pak RW sebagai representatif pemerintah malah memberi contoh yang buruk bagi warganya dengan lebih dahulu membuat sumur bor sendiri. 

Sebagai warga negara yang baik, harus “memihak” kepada proses-proses yang meminimalkan dampak negatif kerusakan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, warga yang berwawasan lingkungan perlu menumbuhkan sikap: 
  • Pro Keberlanjutan: Lingkungan Hidup yang mampu mendukung kehidupan berkelanjutan, kondisi lingkungan hidup yang dapat dinikmati oleh generasi sekarang tanpa mengurangi kesempatan generasi mendatang. 
  • Pro Keadilan Lingkungan: Berpihak pada kaum yang lemah, agar mendapatkan akses setara terhadap lingkungan yang bersih, sehat dan dapat terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan. 

Mungkin kalau mesin air terus menerus bersuara bariton, kami pun akan memasang sumur bor, daripada kekeringan. Tapi semoga saja suara bariton mesin pompa air kami bisa berubah menjadi treble, agar kami tidak gegabah membuat sumur bor sendiri karena luapan emosi dan kegelisahan. Semoga anak-cucu kita juga demikian, bisa menikmati merdunya suara treble mesin pompa airnya.


Sunday, October 18, 2015

Blogging? Go For It


Lagi suntuk? Ngeblog yuk!

Tenggorokanku mengering, lama menatap hampa layar gadget membuat mata menyipit. Otakku menumpul, seolah tak lagi berisi. Blank! Hampir satu jam kutatap kosong layar smartphone ini, tanpa kejadian. Aku lelah, muak menatap sinis twitwar dan status palsu tetangga sebelah. Susukopi di cangkir putih tergeletak di sudut meja, kuraih kemudian kusruput dalam-dalam, membasahi palung tenggorokan. Eureka! Pikiranku segar lagi, semangat membuncah. Jempolku kemudian mengetik sesuatu, mengarah ke sebuah alamat blog, mumoxdotblogspotdotcom. Selain banyak menginspirasi, aku ke blog ini kalau lagi kangen. Eyang Buyut telah tiada, namun pikiran cerdas dan bernasnya tak pernah mati. Blog beliau selalu menginspirasi. Eyang Buyut, banyak hal baik yang telah engkau bagikan di blogmu ini, wajarlah kalau engkau disayang sepenuh hati oleh siapapun, termasuk diriku. Tiga tahun sejak kepergianmu, aku masih bisa merasakan hadirmu, dirimu yang abadi di blogmu. Selamat ulang tahun Eyang Buyut, salam takzim untukmu, Al-Fatihah.

Makassar, 29 Agustus 2082

Mengapa blogging disini?

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat mendasar. Sama pentingnya dengan pertanyaan "mengapa sekolah?" atau "mengapa bekerja?" atau bahkan "mengapa menikah?". Pertanyaan ini dikembalikan pada masing-masing kita. Kalau belum mampu menjawabnya, sebaiknya jangan lanjutkan, hentikan saja. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi hidup dan kehidupan. Kaitannya dengan kegiatan blogging, kalau blogging dianggap bermanfaat, silakan lanjutkan, Go For It. Tapi kalau tidak ada manfaatnya, segera hentikan. 

Lalu, apa manfaat blogging?

Pada prinsipnya, blogging adalah berbagi informasi kepada pembaca, baik dalam bentuk artikel, berita, foto, grafis, maupun audio dan video. Soal profit dari blogging atau bagaimana mendapatkan uang dari blog, itu seharusnya diletakkan belakangan. Yang paling fundamental adalah soal kita mau sharing tentang apa dan kepada siapa.

Blogging serupa kegiatan meditasi yang bisa menyegarkan pikiran. Kadang isi kepala ini penuh, penuh dengan sampah. Sampah kalau tidak dibuang akan menumpuk dan menjadi penyakit. Salah satu tempat pembuangan sampah ide adalah blog. Membuang sampah-sampah tersebut akan menjaga kewarasan saya. Jadi, blogging bisa menyehatkan saya, menyegarkan isi kepala.

Ilmu yang bermanfaat Insya Allah menjadi amal jariah. Isi postingan blog semoga saja bisa bermanfaat bagi pembaca, sehingga bernilai pahala dan mendapat amal jariah, amalan yang tak pernah putus walau sudah berkalang tanah. Kita seharusnya rakus kalau soal pahala, bukan?.

Blog juga sebagai alat kontrol diri dan ajang pencitraan,  minimal kita dianggap "orang baik" oleh pembaca, baik karena telah berbagi hal-hal yang baik pula. Sebuah keniscayaan kalau blog ini kelak akan dibaca generasi penerus, anak-cucu kita. Syukur-syukur kalau anak-cucu banyak belajar dari blog ini. Malu saja rasanya jika anak-cucu menganggap kita adalah makhluk pencela, hanya gara-gara mereka membaca postingan sampah sampah yang mencela dan menghujat di blog ini. Itulah yang menjadi alat kontrol agar tidak serampangan menulis di blog ini. Terakhir, semoga saja anak cucu kelak dikemudian hari yang melihat blog ini bisa kangen dengan pendahulunya, dan dengan tulus mengirimkan doa, seperti fragment absurd pendahuluan postingan ini.

Selain manfaat-manfaat absurd di atas, tentu saja tujuan dari tulisan ini adalah mendapatkan hadiah, munafik kalau saya tidak ingin juara dan memenangkan sebuah hadiah. Bonus apa saja, yang penting berkah dan dilalui dengan cara yang jujur, minimal tidak copas abis. Jadilah blog ini mungkin akan berisi lomba-lomba blog saja. Untuk sementara biarlah seperti ini dulu saja, biarkan mengalir seperti air, sepanjang tidak mengganggu orang lain. Pun kalau dapat Smartfren Andromax 4G dari Emak Gaoel, yah syukur, anggap saja sebagai bonus.

Karena tulisan ini sederhana saja, aplikasi yang digunakan pun sederhana juga. Aplikasi wajib tulis-menulis dengan Writer di Android dikolaborasikan dengan Microsoft Word di notebook menjaga tulisan ini tetap di jalannya, postingan tidak lebih 700 kata. Selain itu, aplikasi olah digital dengan Photoshop wajib adanya, sekedar cropping dan pengaturan kontras dan warna. Selebihnya tak ada, kecuali di postingan lain yang kadang pakai PicsArt. Sederhana, bukan? Go For It! Semoga pegunjung betah berlama-lama disini, semoga Emak Gaoel berkenan menyumbangkab hadiahnya.

Lihatlah patung elang itu, dia akan ada hingga dihancurkan sang waktu, entah berapa puluh tahun kemudian. Tapi nasibnya lebih baik dibanding sang bunga, yang walaupun indah namun hidup singkat dan tak ada yang sudi mengenangnya. Keduanya abadi disini, hingga kelak mentari berontak, terbit dari sisi yang lain.


Go For It Blog Competition

Wednesday, October 7, 2015

Wisata Singkat Pantai Galesong

 

 Lagi Suntuk? Ke Pantai Yuk!

Sudah pernah ke pantai Galesong? Pantai Galesong adalah salah satu objek wisata pilihan keluarga di dekat kota Makassar. Kawasan pantai Galesong terletak di Desa Tamalate, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 15 kilometer arah selatan dari pusat kota Makassar. Suasana pantai masih cukup tenang, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kota besar. 

Awalnya kawasan pantai ini tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, namun setelah melakukan beberapa pengembangan dan perbaikan maka dibangunlah kawasan wisata ini yang menggabungkan konsep hotel, resort, dan outbond oleh pihak swasta. Beberapa fasilitas yang disediakan antara lain mobil ATV, taman outbond, skuter listrik, motor cross mini, sepeda listrik, kamar untuk menginap, restoran/ rumah makan, hingga kolam renang. 

Harga tiket masuk sekitar Rp 30 ribu per orang dihari biasa, dan Rp 40 ribu per orang dihari Sabtu Minggu dan hari libur. Sangat ramah bagi kantong, dibandingkan tempat wisata permandian lain yang berharga di atas 100 ribu per orang. Disediakan pula kamar untuk menginap dengan harga standard room mulai Rp 390 ribu. 


Ini adalah pengalaman pertama saya kesana pada bulan Januari yang lalu. Sebenarnya bukan dalam rangka liburan, tapi mengantar sang istri tercinta yang akan melaksanakan rapat kerja kantor disana. Bisa dibilang, ini hanya wisata singkat. 

Dengan mobil rentalan, kami berangkat dari daerah Daya (bagian timur kota Makassar). Jalur yang kami lalui adalah jalan Metro Tanjung Bunga (dekat Pantai Losari), terus mengarah ke daerah Barombong. Saat itu jembatan Barombong (atau jembatan Galesong? Saya lupa) sedang diperbaiki sehingga kami harus memutar jalur melalui jalan desa tepi pematang sawah yang sempit dan tidak rata. 

Seandainya jembatan Barombong bisa dilalui, sekitar lima menit saja perjalanan dari Jembatan Barombong maka sampailah di Pantai Galesong. Tapi jalan memutar membuat waktu perjalanan menjadi sekitar setengah jam, disertai kebingungan, rasa was-was dan tanya sana-sini. Namun anda yang ingin ke Pantai Galesong saat ini tak perlu khawatir, Jembatan Barombong sudah rampung dan bisa dilalui. Selain jalur Metro Tanjung Bunga, bagi anda yang berada dekat Sungguminasa Gowa dapat melalui jalur Limbung. Terserah mau lewat jalur mana, sama saja jarak dan medannya. 

Berikut ini beberapa hasil jepretan kamera saya di resort Pantai Galesong. 

Saat masuk ke halaman parkir resort pantai Galesong, anda akan menemukan petunjuk atau rambu-rambu yang mesti anda patuhi saat masuk berupa poster. 


Peraturan tersebut juga terdapat di belakang meja resepsionis. Peraturan tersebut adalah: 
  1. Dilarang KERAS membawa pasangan BUKAN suami istri dalam satu kamar. 
  2. Dilarang KERAS membawa MINUMAN KERAS dan OBAT TERLARANG dalam area wisata pantai 
  3. Dilarang MEROKOK di dalam area gedung wisata pantai 
  4. Kecelakaan yang diakibatkan kelalaian pengunjung diluar tanggung jawab pengelola wisata pantai 
  5. Dilarang membawa senjata tajam 
  6. Dilarang KERAS BERJUDI di area wisata pantai 
  7. Kehilangan atau kerusakan barang pengunjung jadi tanggung jawab pengunjung sendiri 
  8. Dilarang membawa pulang barang milik wisata pantai 
  9. Bagi pengunjung yang merusak barang milik wisata pantai harus bertanggung jawab. 
Menurut saya peraturan ini seperti peraturan tempat wisata kebanyakan, hanya bentuk peringatan untuk diperhatikan saja, tidak jelas pula sanksi bagi yang melanggar seperti apa. Di dalam area gedung berjejer kamar untuk menginap, terdapat lukisan-lukisan absurd namun cantik di dinding gedung. Anda yang tak menginap tidak diperbolehkan masuk gedung, tapi dapat masuk melalui pintu samping yang dihubungkan langsung dengan taman bermain. 

 
Keluar area gedung, anda akan disambut aneka patung unik, mulai dari patung bayi bersayap (penggambaran malaikat), hingga replika harimau. Entah seperti apa konsep dan tujuannya. Yang jelas, uniklah. 

Namanya wisata pantai tentu ada air lautnya. Namun nilai plus dari wisata pantai Galesong ini adalah ada kolam renang air tawarnya. Di Makassar, inilah satu-satunya wisata pantai yang memiliki kolam renang. Di pinggir kolam renang ada gazebo untuk bersantai, gratis bagi pengunjung. Tapi tentunya berlaku hukum ”siapa cepat dia dapat”. 

Selain itu, patung perempuan memeluk harpa (foto paling atas) paling menarik perhatian. Walaupun hanya patung, bentuk tubuhnya yang proporsional ditambah detail paha mulus dalam kain yang tersingkap berhasil membuat saya berfantasi. Berfantasi membayangkan body istri sendiri. Hehehehe... 

 
Pantainya berpasir hitam, bukan putih. Namun tak mengapalah asal bersih. Konon di sore hari banyak pengunjung lebih memilih mandi-mandi di laut daripada di kolam renang, entahlah. 

Wahana bermain berupa perahu-perahuan ini tak sempat saya naiki. Tak ada pula pengunjung yang memainkannya. Saya khawatir ini hanya hiasan saja. Sepertinya menyeramkan dan memacu adrenalin jika menaikinya. 

 
Arena bermain anak dengan banyak permainan tentunya sangat disenangi anak-anak.Sepertinya gratis, tak dibayar lagi kalau mau digunakan.

Saat itu masih pagi, sekitar jam delapan. Jadi masih sepi, belum banyak pengunjung yang datang. Selain itu, konon para pengunjung memilih datang sore hari dibanding pagi hari. Pagi sampai siang lumayan panas dibanding siang sampai sore hari. Jadi, lebih ramai sore daripada pagi. Saya pulang sendiri setelah foto-foto, meninggalkan istri yang berRAKERria bersama teman kantornya. Pastinya, resort Pantai Galesong adalah salah satu tujuan wisata keluarga recomended di sekitar kota Makassar. Ramah bagi kantong, anak-anak, dan jombloers.