Monday, December 28, 2015

Ayo naik bus Trans Maminasata



Lagi suntuk? Naik bus yuk!

Kalau di Jakarta terkenal dengan bus Trans Jakarta, di Makassar ada BRT (Bus Rapid Transport) Trans Maminasata. Tak sebanyak rute Trans Jakarta memang, bus Trans Mamibasata ini baru melayani beberapa rute. Namun usaha pemerintah kota Makassar (dan atau Provinsi Sulawesi Selatan?) menghadirkan moda transportasi massal yang aman dan nyaman bagi warga Makassar dan sekitarnya patut diapresiasi. Yang penting sudah berusaha, perihal masyarakat mau memanfaatkannya atau tidak itu urusan kesekian.

Baru 4 koridor yang beroperasi namun cukuplah menjangkau beberapa sudut kota Makassar, plus kota sekitar Makassar (Maminasata = Makassar, Maros, Sungguminasa Gowa, dan Takalar) kecuali Takalar. Adapun rute dan tarif bus Trans Maminasata adalah:



Koridor 1: Bus Bandara
Rute: Ahmad Yani - Tol - Bandara
Rp: 27rb

Koridor 2: Mall Panakkukang - Mall GTC
Rute : Mall Panakkukang (MP) - Mall Ratu Indah (MARI) - Mall GTC - Trans Studio Mall (TSM) - Pantai Losari - Karebosi Link (MTC) - MP
Rp. 5rb

Koridor 3
Rute : Simpang 5 bandara - Daya - Tello - 45 - Pettarani - MP - Alauddin - Terminal Baru Sungguminasa
Rp. 5rb

Koridor 4
Rute : Terminal Daya - Terminal Maros
Rp. 5rb

Bus Trans Maminasata ini beroperasi dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Konon ada bus yang melayani masing-masing koridor setiap setengah jam, yang berarti calon penumpang tak perlu menunggu lama di halte, paling lama setengah jam. 

Sebelumnya saya pernah dua kali menikmati busway koridor 2 dari MP ke TSM pergi pulang. Pun dengan koridor 1 dari bandara ke fly over. Tapi itu sudah lama, saat baru beroperasi dan tarif koridor 2 masih Rp 4rb, serta tarif koridor 1 masih Rp 15rb. Saat itu halte busway masih sedikit. Saat itu naik bus koridor 2 dari mall ke mall, sekedar tamasya keluarga. Naik bus koridor 1 pun guna menghemat ongkos transport pulang dari bandara Sultan Hasanuddin.



Hari ini saya coba naik busway Makassar (Bus Maminasata) koridor 4 untuk pertama kalinya, separuh jalan pulang dari Maros ke Makassar. Sekedar mencoba, dengan perkiraan tak ada macet parah yang dilalui. Butuh sedikit perjuangan naik busway. Saya mesti jalan kaki dari kantor ke terminal Maros, jaraknya sekitar 200 meter saja. Halte BRT di Maros (arah dari Maros) hanya ada 2, di terminal Maros dan di depan rumah sakit. Makanya saya ke terminal yang dekat kantor, sekalian olahraga.

Busnya masih (tampak) baru. Naik dalam bus, hanya ada beberapa penumpang, padahal ada 30 kursi penumpang dalam bus. Selain itu, ada 50 pegangan bagi penumpang yang berdiri tak kebagian tempat duduk. Jadi total 80 penumpang yang bisa naik bus. Miris, Trans Maminasata yang saya naiki dari Maros ke Makassar hanya ada sekitar lima penumpang. Tak ada wajah penumpang baru yang naik dari halte atau tengah jalan. Mungkin lebih banyak penumpang satu pete-pete daripada penumpang busway yang saya naiki. Kalau mau, seluruh penumpang bisa tiduran meluruskan tulang belakang di atas kursi bagai kasur sendiri. Sungguh sangat ironis, melihat kondisi kemacetan di jalan raya. Tepat satu jam perjalanan dari Maros ke Daya, tanpa macet.


Entah mengapa warga Makassar (khusus koridor 4, mungkin juga koridor-koridor lainnya) enggan naik bus, padahal pernah ada bus DAMRI yang beroperasi di seantero Makassar yang selalu penuh sesak penumpang. Padahal (lagi) hitung-hitungan matematis, lebih ekonomis naik busway daripada naik pete-pete (tarif pete-pete Daya ke Maros Rp 7rb).

Mungkin bagi yang memilih naik pete-pete, lebih praktis naik pete-pete, bisa naik turun sepuasnya dimanapun, kapanpun, dan dengan kondisi bagaimanapun. Beda dengan naik busway yang ada aturannya, harus naik lewat halte (walaupun masih ada kebijakan bisa naik busway bukan di halte, asal mau naik lewat pintu bagian depan). Mungkin naik pete-pete sudah membudaya bagi warga Makassar. Mungkin sopir pete-pete memakai penglaris atau baca jampi-jampi biar penumpangnya selalu banyak. Atau mungkin warga Makassar masih malu-malu naik busway, takutnya mual lalu muntah karena masuk angin kena angin dingin bus ber-AC. Mungkin.

Mungkin bagi yang memilih naik motor, lebih murah nan praktis naik motor, tak terbatasi jalur dan trayek, cukup beli BBM bersubsidi (yang turun harga lagi) dan terjelajahlah seantero kota. Mungkin bagi yang memilih naik mobil, ego dan gengsinya lebih tinggi. Lebih baik menumpuk kendaraan di jalan raya dan membuat macet daripada naik moda transportasi umum. Tak perlu juga berjalan kaki kalau naik motor atau mobil. Pantas saja penyakit degeneratif bagi warga Makassar meningkat pesat, penyakit kurang bergerak, minim berolahraga.

Saya miris melihat dan merasakan busway yang minim penumpang ini, konon kondisi demikian normal adanya. Lalu darimana biaya operasional perum DAMRI yang mengoperasikan bus Maminasata ini? Sampai kapan mau terus merugi? Saya khawatir bus Maminasata yang dioperasikan untuk memanjakan warga Makassar ini tak akan bertahan lama, kemudian euthanasia, dimatikan daripada terus merugi.

Mungkin harus ada inovasi pemerintah, mensosialisasikan busway ala Makassar ini dengan kreatif. Coba menggratiskan penumpang di waktu-waktu tertentu, atau memberikan doorprize bagi penumpang yang beruntung, atau promo-promo kreatif lainnya. Warga Makassar suka anugerah, anu gratis.

Ayo pakai transportasi umum, naik bus Trans Makassar. Aman, nyaman, dan pastinya murah meriah.

#AyoNaikBus

Tuesday, December 22, 2015

Wisata keliling kota Makassar dengan angkot, mau?



 Lagi suntuk? Coba naik pete-pete

Setelah sekian lama, akhirnya saya naik pete-pete lagi. Praktis setelah lulus kuliah dan punya motor, interaksi dengan pete-pete semakin berkurang. Bahkan saya pun tak tahu lagi berapa tarif sekali naik pete-pete. Sebelum punya tunggangan motor, pete-pete jadi alat transportasi andalan. Buat ke sekolah, pasar, mall, atau sekedar cari angin. Setelah punya tunggangan motor, pete-pete jadi musuh bebuyutan. Kalau berada di jalan, sebisa mungkin menghindari makhluk ini. Perilaku ugal-ugalan dan seenaknya dari (sebagian kecil oknum) pengemudi pete-pete jadi penyebabnya.

Hanya pete-pete yang berani singgah di tengah jalan hanya untuk menunggu penumpang. Hanya pete-pete yang tidak memberi tanda sen kalau mau berbelok. Hanya pete-pete yang lampu remnya tak jelas, soak, dan hampir mati. Hanya pete-pete yang berani memepet kendaraan lain yang coba menghalanginya. Dan berbagai hal horor lainnya. Daripada ribet berurusan dengan pete-pete, mending saya hindari. Sangat kontras memang pandangan saya akan pete-pete beberapa tahun lalu, saat sedang sekolah dan membutuhkan alat transportasi yang praktis walaupun kurang nyaman. Dulu butuh, disayang, sekarang tak butuh, dibuang.

Kadang kalau logika saya sedang jalan, saya maklumkan saja. Sopir pete-pete kebanyakan tidak membawa mobilnya sendiri, melainkan disewa dari juragan pete-pete dan mesti menyetor biaya sewa setiap harinya. Mereka butuh hidup juga, dan menghidupi keluarganya. Masalah yang kemudian timbul adalah jika pete-pete membahayakan hidup pengguna jalan lainnya.

Kali ini saya tak mau mengadili apalagi mencibir perilaku sopir pete-pete yang horor itu. Saya pun kadang berada diluar batas kendali apabila berada di jalanan, emosi, ugal-ugalan. Saya hanya mau menceritakan kebahagiaan saya naik pete-pete pagi tadi. Bukan karena mendapatkan dompet jatuh di pete-pete, tapi karena bisa bersantai di pete-pete. Walaupun macet parah dan udara panas, saya tak perlu capek-cepek menarik gas motor atau menginjak kopling motor. Berbahagialah para penumpang pete-pete yang sopir pete-petenya tidak ugal-ugalan, mereka bisa menikmati suasana kemacetan di jalan dengan caranya masing-masing.


Saya lalu berpikir, mungkin warga Makassar ataupun wisatawan yang berkunjung ke Makassar bisa menggunakan jasa pete-pete untuk keliling kota. Daripada menyewa mobil rental, mending naik pete-pete. Penikmat wisata petualangan bisa menikmati sensasi naik pete-pete, mulai dari atraksi sirkus hingga horor-horornya di jalan raya.

Namun sebelum berinteraksi lebih jauh dengan proyek travelling with pete-pete ini, perlu diketahui bagaimana ciri-ciri pete-pete dan jalurnya masing-masing. Buat yang jarang naik petepete, trayek yang ada di Makassar tentunya membingungkan, saking banyaknya!

Pete-pete merupakan sebutan dari angkutan umum yang ada di kota Makassar. Warnanya biru muda, yahhh mirip-mirip warna klub tetangga berisik Manchester City lah. Warna norak nan lembut ini dipakai agar lebih memudahkan mata calon penumpang untuk melihatnya, pun dengan mata pengguna jalan lainnya agar bisa segera menghindarinya. Pete-pete gaul tampak baru, bersih dan bermodel racing dengan ban besar dan pelek modifikasi. Tak jarang diputarkan lagu dengan volume yang agak kecang. Kalau beruntung, anda akan menemukan tv layar lebar di dalam pete-pete, dengan lagu-lagu daerah, dangdut, atau lagu malaysia. Sambil menikmati lagu yang diputar dan melihat-lihat suasana jalan, pete-pete ini membawa penumpangnya sampai tujuan.

Angkutan Pete-pete jumlahnya cukup banyak dan mudah dijumpai, sehingga kita tak perlu lagi menunggu terlalu lama, bahkan menunggu angkutan bukan di jalan besar pun tidak sampai  semenit. Pete-pete ini terbagi dalam berbagai trayek yang menyelusuri sampai ke sudut-sudut kota Makassar dan sekitarnya. Hampir semua trayek berakhir di Makassar Mall (pasar sentral). Jadi sebenarnya mudah saja kalau anda hilang dan tersesat di Makassar namun kekurangan ongkos naik taksi atau naik ojek, naik saja pete-pete dan minta diturunkan di sentral, kemudian minta teman jemput disana.

Berikut daftar rute trayeknya, lengkap dengan warna stripnya:

KODE A - strip abu-abu
Berangkat :
BTN Minasa Upa (dekat perbatasan dengan Sungguminasa) - Syech Yusuf - Sultan Alauddin - Andi Tonro - Kumala - Ratulangi (Mall Ratu Indah) - Jendral Sudirman (Karebosi Timur) - HOS Cokroaminoto (Sentral) - KH. Wahid Hasyim - Wahidin Sudirohusodo - Pasar Butung
Kembali :
Pasar Butung - Sulawesi - Riburane - Achmad Yani (Balaikota) - Jendral Sudirman - Ratulangi - Landak - Veteran - Sultan Alauddin (Pasar Pabaeng-baeng) - Syech Yusuf - BTN Minasa Upa

KODE B - strip putih
Berangkat :
Terminal Tamalate - Malengkeri - Daeng Tata - Abdul Kadir - Dangko - Cendrawasih - Arief Rate - Sultan Hasanuddin - Patimura - Ujungpandang - Riburane - Jendral Achmad Yani (Balaikota) - Pasar Butung
Kembali :
Pasar Butung - Sulawesi - Achmad Yani - Kajaolalido (Karebosi Timur) - Botolempangan - Arief Rate - Cendrawasih - Dangko - Abdul Kadir - Daeng Tata - Malengkeri - Terminal Tamalate.

KODE C - strip kuning
Berangkat :
KH.Wahid.Hasyim - DR Wahidin Sudirohusodo - Buru - Bandang - Masjid Raya - Al-Markaz - Cumi-cumi - Pongtiku - Ujungpandang Baru - Gatot Subroto - Juanda - Regge – Rappokalling
Kembali :
Rappokalling - Korban 40 ribu - Juanda - Gatot Subroto - Ujungpandang Baru - Pongtiku - Datok Ditiro - Sunu - Masjid Raya - Bawakaraeng - Jenderal Sudirman - HOS Cokroaminoto - KH.Wahid Hasyim - Makassar Mall(Sentral)

KODE D - strip ungu
Berangkat :
Terminal Daya - Sudiang - Perintis Kemerdekaan - Urip Sumoharjo - AP. Pettarani - Bawakaraeng - Latimojong - Andalas - Laiya - Selatan Makassar Mall
Kembali :
Selatan Makassar Mall - HOS Cokroaminoto - Bulusaraung - Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Terminal Daya

KODE E - strip coklat
Berangkat :
Terminal Panakkukang - Toddoppuli - Tamalate - Emmy Saelan - Mapala - AP. Pettarani - Maccini Raya - Urip Sumoharjo - Bawakaraeng - Latimojong - Andalas - Laiya - KH. Agus Salim - Timur Makassar Mall
Kembali :
KH. Agus Salim - Pangeran Diponegoro - Bandang - Masjid Raya - Urip Sumoharjo -AP. Pettarani - Mapala - Emmy Saelan - Tamalate - Todoppuli - Terminal Panakkukang

KODE F - strip biru tua
Berangkat :
Terminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - Daeng Ngeppe - Kumala - Veteran - Bandang - Buru - Andalas - Satangnga - KH. Agus Salim - Timur Makassar Mall
Kembali :
KH Agus Salim - Pangeran Diponegoro - Andalas - Buru - Bandung - Veteran - Sultan Alauddin - Andi Tonro - Kumala - Daeng Ngeppe - Daeng Tata -Mallengkeri - Terminal Tamalate

KODE G - strip hijau tua
Berangkat :
Terminal Daya - Kima - TOL (Ir. Sutami) - Tinumbu - Cakalang - Yos Sudarso - Tentara Pelajar - Kalimantan - Pasar Butung
Kembali :
Pasar Butung - Kalimantan - Cakalang - Tinumbu - TOL (Ir. Sutami) - Kima - Terminal Daya

KODE H - strip hijau muda
Berangkat :
Perumnas Antang - Antang Raya - Urip Sumoharjo - Bawakaraeng - Jenderal Sudirman - DR. Wahidin Sudirohusodo - Satando - Kalimantan - Pasar Butung
Kembali :
Pasar Butung - Kalimantan - Satando - DR. Wahidin Sudirohusodo - Tentara Pelajar - Ujung - Bandang - Masjid Raya - Perumnas Antang

KODE I - strip hitam
Berangkat :
Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Borong - Batua Raya - Abdullah Daeng Sirua - AP. Pettarani - Pelita Raya - Sungai Sadang Baru -Sungai Saddang - Karunrung - Arif Rate - Sultan Hasanuddin - Pattimura - Pasar Baru
Kembali :
Pasar Baru - Pattimura - Ujungpandang - Riburane - Ahmad Yani (Balaikota) - Kajaolalido - Botolempangan - Karungrung - Sungai Saddang - Sungai Saddang Baru - Pelita Raya - AP. Pettarani - Abdullah Daeng Sirua - Batua Raya - Borong - Toddopuli Raya -Terminal Panakkukang

KODE J - strip oranye/ jingga
Berangkat :
Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Tamalate - Emmy Saelan - Sultan Alauddin - Andi Tonro - Kumala - Ratulangi - Jenderal Sudirman - HOS Cokroaminoto – Nusakambangan
Kembali :
Nusakambangan - Ahmad Yani - Jenderal Sudirman - DR. Sam Ratulangi - Landak - Veteran - Sultan Alaudin - Emmy Saelan - Tamalate - Toddopuli Raya - Terminal Panakkukang

KODE B1 (05) - strip putih
Berangkat :
Teminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - Abd. Kadir - Dangko - Cendrawasih - Arif Rate - Sultan Hasanudin - Sawerigading - Botolempangan - Karunrung - Sungai Saddang - Latimojong - Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali :
Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan - Urip SUmoharjo - Bawakaraeng - Kartini - Botolempangan - Arif Rate - Cendrawasih - Dangko - Abd. Kadir - Daeng Tata - Mallengkeri – Tamalate

KODE C1 - strip kuning
Berangkat :
Korban 40 ribu - Ujungpandang Baru - Pongtiku - Cumi-cumi - Laccukang - Sunu - Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali :
Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan - Urip Sumoharjo - Bawakaraeng - Jenderal Sudirman - HOS Cokroaminoto - DR. Wahidin Sudirohusodo - Tentara Pelajar - Ujung - Bandang - Masjid Raya - Sunu - Teuku Umar - Gatot Subroto - Korban 40 ribu

KODE E1 (07) - strip coklat
Berangkat :
Terminal Panakkukang - Toddopuli Raya - Perumnas - Hertasning - AP. Pettarani - Kampus UNM - Gunung Sari - AP. Pettarani - Pelita Raya - AP. Pettarani - Abdullah Daeng Sirua - PLTU - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali :
Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan - Urip SUmoharjo - PLTU - Abdullah Daeng Sirua - AP. Pettarani - Kampus UNM - Gunung Sari - AP. Pettarani - Hertasning - Perumnas - Toddopuli Raya – Panakkukang

KODE F1 (02) - strip biru tua
Berangkat :
Terminal Tamalate - Mallengkeri - Daeng Tata - M. Tahir - Kumala - Veteran - Masjid Raya - Urip Sumoharjo - Perintis Kemerdekaan - Kampus Unhas
Kembali :
Kampus Unhas - Perintis Kemerdekaan - Urip Sumoharjo - AP. Pettarani - Abubakar Lambogo - Veteran - Sultan Alauddin - Andi Tonro - Kumala - M.Tahir - Daeng Tata - Mallengkeri - Terminal Tamalate

Selain kode-kode diatas yang merupakan trayek umum, ternyata ada trayek lain yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Dan warna stripnyapun tak diketahui. Siapa tahu ketemu dijalan, kita bisa kenalan.

KODE K 
Berangkat : Terminal Panaikang – Urip Sumoharjo – Taman Makam Pahlawan – Abdullah Daeng Sirua – Adiyaksa – Terminal Panakkukang – Toddopuli Raya – Tamalate – Emmy Saelan – Sultan Alauddin – Terminal Tamalate 
Kembali : Terminal Tamalate – Sultan Alauddin – Emmy Saelan – Toddopuli Raya – Terminal Panakkukang – Adiyaksa – Abdullah Daeng Sirua – Taman Makam Pahlawan – Urip Sumoharjo – Terminal Panaikang

KODE L 
Berangkat : Terminal Tamalate – Mallengkeri – Daeng Tata – Daeng Ngeppe – Kumala – Mallong Bassang – Mappaoddang – Mangerangi – Baji Ateka – Baji Minasa – Nuri – Rajawali – Penghibur – Pasar Ikan – Ujungpandang – Nusantara – Butung – Pasar Butung 
Kembali : Pasar Butung – Butung – Sulawesi – Riburane – Ujungpandang – Pattimura – Somba Opu – Rajawali – Gagak – Nuri – Baji Minasa – Cendrawasih – Dangko – Abd. Kadir – Daeng Tata – Mallengkeri – Terminal Tamalate

KODE M 
Berangkat : Terminal Panaikang – Urip Sumoharjo – AP.Pettarani – Rappocini Raya – Veteran – Ratulangi – Kakatua – Cendrawasih – Tanjung Alang 
Kembali : Tanjung Alang -Tanjung Rangas – Cendrawasih – Kakatua – Landak – Veteran – Sultan Alauddin – AP. Pettarani – Urip Sumoharjo – Terminal Panaikang

KODE N 
Berangkat : Terminal Tamalate – Sultan Alauddin – Syeh Yusuf – Jipang Raya – SMA 9 – Tidung Raya – Tamalate – Toddopuli Raya – Terminal Pakkukang 
Kembali : Terminal Panakkukang – Toddopuli Raya -Tamalate – Tidung Raya – SMA 9 – Jipang Raya – Tala Salapang – Sultan Alauddin – Terminal Tamalate.

KODE O 
Berangkat : Terminal Panaikang – Urip Sumoharjo – Taman Makam Pahlawan – Batua Raya – Toddopuli Raya -Pengayoman – AP. Pettarani – Urip Sumoharjo – Bawakaraeng – Veteran Utara – Bandang – Ujung – Yos. Sudarso – Tarakan – Kalimantan – Pasar Butung 
Kembali : Pasar Butung – Kalimantan – Satando – Yos. Sudarso – Ujung – Bandang – Masjid Raya – Urip Sumoharjo – AP. Pettarani – Panakkukang – Adiyaksa – Urip Sumoharjo – Terminal Panaikang

KODE P 
Berangkat : Terminal Panaikang – Urip Sumoharjo – AP. Pettarani – Landak Baru – Veteran – DR. Sam Ratulangi – Mappaoddang – Daeng Ngeppe – Daeng Tata – Mallengkeri – Terminal Tamalate 
Kembali : Terminal Tamalate – Mallengkeri – Daeng Tata – Daeng Ngeppe – Kumala – DR. Sam Ratulangi – Landak – Landak Baru – AP. Pettarani – Urip Sumoharjo – Terminal Panaikang

KODE U 
Berangkat : Pasar Pannampu – Tinumbu – Cakalang – Yos. Sudarso – Andalas – Latimojong – Bulukunyi – Rusa – Lanto Dg. Pasewang – DR. Sam. Ratulangi – Landak – Veteran – Sultan Alauddin – Terminal Tamalate 
Kembali : Terminal Tamalate – Sultan Alauddin – Andi Tonro – Kumala – DR. Sam Ratulangi – Lanto Dg. Pasewang – Rusa – Bulukunyi – Latimojong – Andalas – Yos.Sudarso – Cakalang – Tinumbu – Pasar Pannampu

KODE R 
Berangkat : Pasar Baru – Ujungpandang – Nusantara – Pasar Butung – Tentara Pelajar – Kalimantan – Satando -Yos. Sudarso – Ujung – Bandang – Masjid Raya – Urip Sumoharjo – Perintis Kemerdekaan – Kampus Unhas 
Kembali : Kampus Unhas – Perintis Kemerdekaan – Urip SUmoharjo – Bawakaraeng – Kartini – Botolempangang – Usman Jafar - Sultan Hasanuddin – Pattimura – Pasar Baru

KODE V1 
Berangkat : Terminal Daya – Paccerakkang – Mangga Tiga 
Kembali : Mangga Tiga – Paccerakkang – Terminal Daya

KODE V2 
Berangkat : Sudiang – KNPI – Terminal Daya 
Kembali : Terminal Daya – KNPI – Sudiang

KODE V3 
Berangkat : Pasar Daya – Paccerakang – Moncongloe – Pangnyangkallang 
Kembali : Pangnyangkallang – Moncongloe – Paccerakang – Daya

KODE W 
Berangkat : Terminal Daya – KIMA – Kapasa – SMA 6 – Ir. Sutami – Salodong – Desa Nelayan 
Kembali : Desa Nelayan – Salodong – Ir. Sutami – SMA 6 – Kapasa – KIMA – Terminal Daya

Kode tiap Pete-pete bisa kita lihat di kaca depan mobilnya, di bagian sudut kiri di depan pengemudi. Warna strip pete-pete dapat dilihat di bagian samping bodi pete-pete. Tarif pete-pete beragam sesuai panjangnya jalur, tapi masih dalam kisaran Rp 4.000 sampai Rp 6.000. untuk sekali jalan.

Dengan pete-pete, hampir seluruh sudut kota dapat dijangkau, sehingga pete-pete dapat digunakan sebagai alat transportasi berwisata. Kalau berminat mencicipi "kerasnya jalan kota Makassar" dengan pete-pete, saya bisa jadi tour guide anda dengan tarif seikhlasnya. Mengenai konsep lebih jelasnya akan saya posting di kesempatan selanjutnya.

Saturday, December 19, 2015

Filosofi sepakbola gagal van Gaal

MU kalah (lagi)? Ambil lucunya, karena (mungkin) tak ada hikmahnya...
Kecuali tentang filosofi van Gaal yang (mungkin) gagal...

Malam ini MU kalah lagi, sakitnya karena kekalahan diderita oleh tim semenjana Norwich City, di kandang sendiri pula. Saya bisa bayangkan sakitnya fans United apalagu yang menonton langsung di Old Trafford, belum juga laga usai mereka berbondong-bondong keluar stadion, meninggalkan kursi penonton yang melompong.  Mungkin mereka sudah paham dan tahu betul, tak ada kejadian heboh lagi seperti final liga champions 99 saat MU membalikkan keadaan di menit-menit terakhir. Daripada tambah sakit, mending keluar.

Tak ada semangat di tim ini seperti era sebelumnya. Dulu, seluruh pemain yang berlaga tidak patah semangat memborbardir gawang lawan hingga peluit akhir berbunyi, apalagi dalam posisi ketinggalan, tidak ada cerita pemain leye-leye mengoper bola, apalagi salah umpan. Makanya banyak gol penting tercipta di masa injury time. Sekarang? Tidak semangat, kurang greget. Benar saja, tak ada "kejadian" penting lagi di masa injury time ini saat melawan NC. Supporter yang betah menunggu peluit akhir niscaya semakin meradang, pun kami fans yang hanya menonton di layar kaca.

Kalah dari Barcelona, atau Real Madrid, atau Bayern Munchen, atau AC Milan di kandangnya jauh lebih terhormat daripada kalah dari tim papan bawah di kandang sendiri.



Setelah ini babak baru dimulai lagi. Akan ada petisi memecat van Gaal. Dia sebagai pelatih yang paling bertanggung jawab. Mungkin tagar #vanGaalOut atau #vanGaalSacked akan jadi trend akhir tahun ini. Bukan tanpa sebab, torehan prestasi MU di enam laga terakhir sangat buruk. Enam main, tiga kali seri, tiga kali kalah. Sebelum tambah parah, fans garis keras United takkan tinggal diam. Konon dua laga lagi akhir kisah LVG di MU, kalau tak bisa menang apalagi kalah.

 

Daripada pusing dan sakit hati, mending kita ambil lucunya karena saya yakin kekalahan terakhir ini tak ada hikmahnya. Meme-meme dan gambar lucu kontan bertebaran di jagad maya, ini beberapa diantaranya.


Ternyata yang paling bertanggung jawab atas kekalahan MU bukan van Gaal, tapi Jeremy Teti. Sepasang golnya jadi biang kekalahan MU.


Ya iyyalah enak di jaman opa Fergie. Menang terus, jarang kalah. Eh, lima tahun lalu tepat kemarin (19 Desember) opa Fergie memecahkan rekor sir Matt Busby sebagai manajer paling setia di MU, 24 tahun 1 bulan 13 hari menukangi MU! Sayangnya, kekalahan hari ini merusaknya! Padahal sebelumnya SAF menaruh harapan besar pada LVG, seperti besar harapannya juga pada David Moyes. Ah sudahlah.

Setelah Mourinho dipecat Chelsea, waspada buat van Gaal. Filosofi sepakbola yang gagal dipraksiskan dalam sebuah kemenangan sangat fatal akibatnya. 


Thursday, December 10, 2015

Paket nelpon murah dan papa minta saham

Hidup tanpa pulsa, bagai taman tak berbunga

Dicecar wartawan soal kasus "papa minta saham" yang membelitnya, Setya Novanto malah minta pulsa pada wartawan. Pengakuannya, pulsanya habis, belum diisi, tadi lupa registrasi nelpon. Padahal dia mau nelpon bala bantuan, pengacaranya. Sayangnya tak ada wartawan yang mau membantunya, sekedar memberi beberapa pulsa untuk menelpon. Konon tak ada lagi yang mau registrasi nelpon karena mahal. Lagian, Setnov terkenal pelit, kerjanya hanya minta saham dan tak mau membaginya, pulsa pun lupa dia beli, pelit bukan?

Cerita diatas fiktif belaka, jangan dianggap seriuslah. Selain terkagum-kagum dengan karya master Sotoshop Agan Harahap, saya mau sedikit curhat soal pulsa yang kian hari bertambah mahal, fluktuasinya mengalahkan kenaikan harga sembako dan BBM bersubsidi. 
Pulsa sudah menjadi kebutuhan pokok manusia dalam berkomunikasi. Celakanya, operator seluler (sebut saja namanya Telkomshit) yang sudah meraup banyak pelanggan loyal itu malah menaikkan harga pulsanya. Pelanggan loyal bingung mengadu kemana, mau ganti operator sayang, nomornya sudah diketahui sejagad dan urusan perbankan. Mau diteruskan tak kuat beli pulsa. Makanya praktek penipuan "mama minta pulsa" marak dan menelan korban anak-anak yang sayang pada mamanya. Dengan serta merta mengirim pulsa yang dimaksud pada mamanya, padahal bukan mamanya.

Angin segar bagi pelanggan loyal Telkomshit sempat berembus dengan diluncurkannya "paket murah". Mulai jagoan serbu hingga talkmania. Namun tak lama berlangsung, "paket murah" hanya slogan semata, tak ada yang benar-benar murah. Untuk paket nelpon murah siang jagoan serbu yang diklaim berharga seribu rupiah saja, tenyata bernilai seribu lima ratus. Bahkan sekarang naik lagi menjadi 2.750 rupiah (saja). Belum lagi paket serbu malam yang 3.000 rupiah itu, apalagi soal besaran jumlah menit menelepon yang minim. Penipuan yang benar-benar dinikmati oleh pelanggan. Namun mau diapa lagi, pelanggan loyal memilih membeli handphone baru untuk nomor baru daripada mengganti kartu. Ah sudahlah.

Tapi angin sejuk kembali bertiup untuk para pelanggan loyal telkomshit, walaupun tak sejuk-sejuk amat. Paket Jagoan Jumbo dirilis beberapa waktu lalu, dengan akumulasi nelpon siang selama 6 hari hanya dengan harga 10 ribu rupiah, begitu pula dengan paket malam. Jadi pelanggan bisa mempunyai akumulasi pulsa menelepon 500 menit selama 6 hari. Mayan, harga lebih murah dibanding paket konvensional harian dan tak perlu repot registrasi tiap hari.

Caranya ketik *100*210# untuk paket siang, dan atau *100*212# untuk paket malam. Selamat menelpon, eh tolong sampaikan pada pak Setnov tentang cara ini yah, siapa tau bisa membantu beliau tidak minta-minta saham lagi... Eh tidak minta-minta pulsa lagi.







Wednesday, December 9, 2015

Emas-emasan Bung Karno dan Mungkin Kita yang Tertipu



Seumur-umur saya baru pegang emas batangan, entah asli atau palsu...

Dengan sedikit ragu, Bang Ikhlas (BI, seorang teman, sebut saja namanya begitu) memberitahu kalau dia punya emas batangan. Mungkin awalnya BI ragu memberitahukan ke saya perihal tersebut, khawatir saya mencibir tak percaya. Mungkin juga BI khawatir rahasianya tersebut saya bocorkan ke orang-orang, dan kelak jadilah BI korban perampokan. Ah, saya kesampingkan dulu keraguan-keraguan tersebut. Intinya, BI punya emas batangan. BI memberitahu saya, mungkin berharap saya punya second opinion akan diapakan emas tersebut. Kata BI, emas tersebut diberikan oleh mendiang ayahnya. Konon emas tersebut diperoleh dengan cara memberi "mahar" dengan jumlah uang tertentu, sekitar satu jutaan per batangnya yang mana dulu jumlahnya tak bisa dibilang sedikit. Entah diperoleh dari orang lain atau diperoleh dengan cara "gaib". Saya penasaran dan minta dibawakan emas tersebut, sekedar dilirik-lirik, kalau bisa diuji keasliannya.

Selain diperoleh dengan memaharkan, pesan terakhir ayah BI tentang emas batangan tersebut semakin mengusik batin dan logika kami. Pesan terakhir tersbut adalah agar BI tidak membelanjakannya. Logikanya kalau tidak untuk dibelanjakan, lalu emas ini mau diapakan? BI mulai tak sanggup menjaga pesan terakhir sang ayah, dan untuk mengetahui emas ini bisa dibelanjakan atau tidak mesti lewat uji kemurnian emas.

Emas batangan yang dimaksud hadir keesokan harinya, setengah kilogram emas batangan bercetak khusus. Konon itu hanya "sampel", yang artinya masih banyak emas batangan serupa yang BI simpan di rumahnya. Saya takjub, nyaris tak percaya. Kalau memang benar itu emas murni maka hari itu adalah kali pertama saya memegang emas batangan. BI bilang dirumahnya masih banyak emas batangan, kalau disatukan saya tak akan sanggup mengangkatnya, saking banyaknya!

Teksturnya halus, keras, dan berat. Sebagai orang awam tentang emas, saya tak berani berspekulasi itu emas asli atau palsu. Emas BI ini juga tak bersertifikat yang bisa menandakan keaslian emas tersebut. Saya lalu mencari tahu lewat om google cara membedakan emas asli atau palsu. Konon emas asli mudah membedakannya dengan kuningan.

Kuningan berbau amis jika digosokkan dengan tangan, beda dengan emas murni yang relatif tidak berbau. Emas batangan BI setelah tes gosok tidak berbau amis. Selanjutnya dengan cara menggores. Goreskanlah emas tersebut di kertas putih, emas murni tidak meninggalkan goresan, dan kuningan atau logam lainnya (sebagaimana uang koin) akan meninggalkan goresan hitam. Emas batangan BI setelah tes gores tidak meninggalkan goresan.

Tanda lainnya dengan cara menggigit. Gigit emas tersebut, kalau ada bekas gigitan berarti itu emas asli. Kemudian emas BI saya gigit dengan keras, dan gigi saya serasa mau rontok. Saya mulai ragu kalau emas BI bukan emas asli.

Kami pun berembuk, mau diapakan emas batangan ini. Keputusannya, potong emas tersebut bagian ujungnya dengan gergaji besi. Bagian ujungnya saja tersebut yang dibawa ke tukang emas atau pegadaian untuk di tes keasliannya. Sembari BI memotong emasnya, saya cari-cari di internet ikhwal emas batangan ini. Ada banyak versi mulai harta warisan revolusi Bung Karno hingga perolehannya dengan cara gaib.

Konon Bung Karno, Presiden pertama Republik ini punya harta cadangan berupa emas dan semacamnya. Beliau menyimpannya untuk dipergunakan kelak bagi kemakmuran rakyat negeri ini. Perihal tempat harta ini ada dua garis besar versi.

Pertama, harta ini beliau simpan di suatu tempat yang hanya satu orang saja yang mengetahuinya, semacam juru kunci. Untuk menjaga rahasia ini, orang kedua, ketiga, dan seterusnya yang mengetahui perihal lokasi harta ini akan mati. Tontonlah film "Kala" yang disutradai Joko Anwar untuk mengetahui cerita persisnya.

Kedua, harta ini beliau wariskan kepada "orang-orang pilihan". Harta ini baru boleh digunakan saat negeri ini jatuh perekonomiannya, sejatuh-jatuhnya. Makanya muncullah orang-orang yang mengaku mempunyai harta bung Karno ini. Ada di daerah Jawa, ada juga di daerah Sulawesi, dan wilayah nusantara lainnya. Kebanyakan orang-rang yang mengaku ini adalah mantan tentara. Mungkin ayah BI (yang seorang mantan tentara) adalah salah satunya, itu anggapan awal saya. Selain itu, pengakuan BI yang mempunyai emas batangan bercorak Bung Karno semakin menguatkan anggapan saya.

Selain terkait harta Bung Karno, konon emas batangan ini juga terkait alam gaib. Ada beberapa "pengakuan" kalau seseorang mendapatkan emas secara tiba-tiba, seolah-olah jatuh dari langit, atau dibawa dari alam mimpi. Pengakuan ini pernah terjadi di daerah Jeneponto Sulawesi Selatan oleh seseorang yang mengaku mendapatkan emas di malam Lailatul Qadar. Setelah dihitung, harta berupa emas batangan tersebut bernilai 35 Trilyun! Wowww!! Mungkin senilai bagi hasil PT Freeport bagi bangsa ini. Berita ini sempat heboh, namun entah bagaimana kabarnya sekarang ini.

Ada juga kisah di daerah Jawa yang mendapatkan sepeti emas batangan di tepi pantai oleh seseorang. Setelah di tes ternyata emas batangan tersebut hanyalah kuningan sari. Kemudian emas-emasan ini diamankan polisi, diduga adalah properti praktik perdukunan dengan modus penggandaan harta.

Emas batangan BI sudah terpotong bagian ujungnya. Warna bagian dalam tetap kuning emas, bukan logam lainnya. Namun teksturnya sangat keras, beda dengan emas yang sangat lembek. Saking keras dan tajamnya, potongan emas batangan ini bisa ditanjapkan di meja kayu.
  



Saya mbatin, seandainya ini emas murni mungkin BI sudah jadi orang kaya baru dan saya kecipratan persenannya. Minimal beberapa gram sudah BI siapkan untuk saya, lumayan. Tapi mimpi itu tidak jadi kenyataan. Yang saya sayangkan adalah almarhum ayah BI, mungkin beliau tertipu telah membeli (dengan jalan memaharkan) emas batangan palsu dari praktik perdukunan, entahlah. Ataukah sebenarnya ini emas asli, namun karena kami melanggar pesan almarhum ayah BI makanya berubah jadi kuningan, entahlah. Semoga emas-emasan ini bisa dimanfaatkan, tidak selamanya jadi harta karun tak jelas.

Emas-emasan Bung Karno, paccena mamo!

Monday, December 7, 2015

Aturan (Pem)batas(an) Kecepatan Kendaraan



 Karena anggapan BIAR CEPAT ASAL SELAMAT sudah mendarah daging
dan perlu diatur

Seberapa cepat kita melajukan kendaraan di jalan (raya)? Kebanyakan dari kita pasti tahu dari petunjuk yang terpampang di pengukur kecepatan, speedometer di tiap kendaraan. Mungkin kebanyakan kita tak mau tahu batas kecepatan kendaraan yang layak dan aman buat kita. Kebanyakan kita berpikir instan tanpa memperhatikan dan mengingat aspek keselamatan. Prinsip "biar lambat asal selamat" sudah dirasa kuno di era motor dan mobil matic sekarang ini, berganti prinsip "cepat dan selamat". 

Laman wikipedia menjelaskan, pembatasan kecepatan adalah suatu ketentuan untuk membatasi kecepatan lalu lintas kendaraan dalam rangka menurunkan angka kecelakaan lalu-lintas. Untuk membatasi kecepatan ini digunakan aturan yang sifatnya umum ataupun aturan yang sifatnya khusus untuk membatasi kecepatan yang lebih rendah karena berbagai alasan. Beberapa alasan pembatasan kecepatan adalah keramaian, di sekitar sekolah, banyaknya kegiatan di sekitar jalan, penghematan energi ataupun karena alasan geometrik jalan. Kurang lebih sepertiga korban kecelakaan yang meninggal karena pelanggaran kecepatan, sehingga pembatasan kecepatan merupakan alat yang ampuh untuk mengendalikan jumlah korban akibat kecelakaan lalu-lintas.



Semakin cepat berjalan semakin jauh pengereman bisa dilakukan. Komponen yang terkait dengan itu adalah waktu reaksi mulai dari objek terlihat oleh mata, diolah otak untuk kemudian mulai menginjak rem yang besarnya sekitar dua detik, kemudian setelah rem diinjak masih ada jarak yang ditempuh sampai dengan kendaraan benar-benar berhenti.

Waktu reaksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia (pengemudi muda biasanya lebih pendek waktu reaksinya. Pembalap membutuhkan waktu reaksi yang sangat cepat, sehingga biasanya pembalap berusia muda), kondisi kesehatan, dan pengaruh obat/ alkohol/ narkotik.

Jarak pengereman tergantung kepada beberapa hal di antaranya
  • Jalan basah mengurangi koefisien gesekan dengan jalan. 
  • Jalan tergenang bisa mengakibatkan tidak ada friksi di mana kendaraan meluncur di atas air (aqua planing). 
  • Kondisi ban, ban licin sudah tidak ada berkontur lebih rendah gesekannya. 
  • Jenis rem yang digunakan 
Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 111/2015 (download pdf) yang terbit 28 Juli lalu mengatur seberapa cepat Anda boleh melaju di jalan raya. Peraturan baru ini memuat banyak varian. Saya rasa akan beribet membacanya langsung. Beruntung situs beritagar menampilkannya dalam infografik. Infografik di atas hanya mencomot sebagian kecil dari Permenhub itu, yakni Lampiran II, Bab "Proses Penetapan Batas Kecepatan di Jalan Arteri Sekunder". Menurut Klasifikasi Jalan dalam Wikipedia Indonesia, ciri jalan arteri sekunder, yang biasa disebut jalan protokol, itu antara lain lebar badan jalan tak kurang dari delapan meter, dan boleh dilalui bus maupun truk.


Aturan dibuat untuk (tidak) dilanggar, bukan? Selamat berkendara dengan aman, semoga selamat sampai tujuan.

sumber: beritagar, wikipedia

Sunday, December 6, 2015

Pagar Makan Jalanan



Karena PAGAR MAKAN TANAMAN sudah terlalu mainstream

Di pemukiman padat penduduk sudah jamak ditemui rumah-rumah tak bertaman, alih-alih berpagar rapat, dan tinggi. Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman adalah salah dua penyebabnya. Aman dari kejahatan yang mungkin tiba-tiba hadir dan nyaman dengan privasi tertutup. Maklum, orang kota sudah sedemikian parnonya dengan kriminalitas, dan sedemikian elitisnya dengan tetangga.

Lahan yang demikian sempit itu sebisanya disulap menjadi teras plus garasi. Masalahnya adalah teras plus garasi yang mungil itu kadang tak cukup untuk masuk mobil, mobil mini sekalipun. Solusi praktis nan cerdas adalah "memajukan" teras dengan "memakan" sebagian ruas jalan. Maka tak jarang ditemui di lorong-lorong perumahan pagar rumahnya menjorok ke depan, kebanyakan pagar lipat besi yang dibuat permanen. Celakanya lagi kalau si pemilik pagar sebenarnya tak punya mobil, iseng saja memajukan pagarnya hanya karena ikut-ikutan tetangganya. Namun lebih celaka lagi kalau si pemilik pagar punya mobil namun mobilnya tetap parkir dengan khusyuknya di pinggir jalan, bukan di garasi yang pagarnya sudah makan jalanan itu.


Sebenarnya ada solusi yang sedikit lebih cerdas dalam membuat pagar makan jalanan. Salah satunya adalah dengan membuat pagar dobel lipat, tidak permanen. Jadi, pagar besi itu dibuat hibrid, dibuat sedemikian rupa agar tetap bisa dimasukkan mobil dan bisa dilipat kedalam bila tak ada mobil. Pagar model ini lebih ramah terhadap pengguna jalan yang lain, tidak terkesan angkuh, namun tetap elegan.

Namun tak semua pembuat pagar mampu membuat pagar hibrid ini. Dibutuhkan intelegensia diatas rata-rata untuk bisa membuatnya rapi dan sempurna. Pengukuran yang pas sangat dibutuhkan agar pagar bisa terpasang dengan sempurna. Pagar dikatakan terpasang dengan baik bila engselnya pas saat pagar tertutup kedalam maupun tertutup keluar. Hal ini gampang-gampang susah, tukang pagar yang tak sabar atau salah dalam pengukuran awal niscaya akan kelabakan memasang pagar jenis hibrid ini.

Selamat memagari rumah anda, semoga tak banyak memakan jalanan.