Tuesday, January 26, 2016

RIP!!! Ford Indonesia Gulung Tikar




IMPORTANT ANNOUNCEMENT - Customer Statement

Sen, Jan 25, 2016

Hari ini kami telah mengumumkan keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford.

Kami ingin memastikan bahwa Anda dapat terus mengunjungi dealer Ford untuk semua dukungan layanan penjualan, servis, dan garansi hingga beberapa waktu ke depan tahun ini. Kami berkomitmen untuk menyediakan kesinambungan dukungan pelayanan servis dan garansi setelah kepergian kami dan akan menghubungi Anda lagi sebelum proses pergantian untuk memberitahukan mengenai pengaturan yang baru.

Kami berterimakasih atas minat, dukungan dan kesetiaan Anda terhadap merek Ford. Dan kami akan terus mengkomunikasikan perkembangan yang ada melalui website ini dalam melalui fase peralihan ini.

Apabila Anda ada pertanyaan, silakan menghubungi Ford Customer Service kami di 0807-1-90-9000

Hormat kami,
Bagus Susanto
Managing Director,
Ford Motor Indonesia

Surat cinta inilah yang membuat galau pengguna mobil Ford seluruh Indonesia. Galau bagaimana nasib mobil Ford mereka. Dijual saja atau dipakai sampai mampus?

Ford, Senin (25/1/2016), mengumumkan keputusan untuk menutup seluruh operasi di Indonesia mulai paruh kedua tahun ini. Para pemilik mobil buatan jenama asal Detroit, Amerika Serikat inipun bertanya-tanya mengenai bagaimana nasib garansi dan layanan purnajual kendaraan mereka.


Saya yakin pengguna mobil Ford sangat menyayangi mobilnya. Bukan apanya, mobil Ford sangat nyaman dikendarai, kaya fitur, pun dengan tampilannya yang menawan. Makanya opsi menjual mobil Ford kesayangan adalah pilihan yang tidak populis. Selama ini layanan purnajual Ford termasuk lemah dibandingkan dengan brand mobil yang lain. Pengadaan suku cadangnya lemah, sehingga konsumen kesulitan mencari suku cadang. Kalaupun ada harus menunggu lama, dan tentunya mahal.

Tahun lalu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), secara wholesale FMI bisa menjual 4.986 unit, sementara secara eceran FMI berhasil menjual 6.103 unit. Angka yang lumayan jika dibandingkan duo Korea Selatan, Hyundai dan Kia, yang angka penjualannya tahun lalu masing-masing di bawah 3.000 unit.

FMI mencoba menepis kekhawatiran para konsumen itu. Dalam rilis resminya FMI menyatakan bahwa konsumen dapat terus mengunjungi dealer Ford untuk semua dukungan layanan penjualan, servis, dan garansi hingga beberapa waktu ke depan tahun ini. Walau demikian belum ada perincian mengenai di mana layanan purnajual itu akan diberikan, bengkel mana yang bakal menyervis dan menerima garansi kendaraan.  Pengumuman ini juga dibuat supaya orang bisa memutuskan membeli Ford atau tidak.

Tak hanya di Indonesia, Ford juga menutup operasinya di Jepang. Penutupan bisnis di kedua negara itu dilakukan karena Ford melihat tak ada prospek cerah akan keuntungan di masa datang. Keputusan ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 35 staf Ford di Indonesia dan 292 karyawan di Jepang. Pabrik di Jepang juga akan dipindahkan ke negara lain yang belum ditentukan.

Keputusan Ford ini mengingatkan akan langkah yang diambil perusahaan mobil lain dari AS, General Motors, produsen Chevrolet Spin, yang menutup aktivitasnya di Tanah Air setahun lalu. Penutupan pabrik Chevrolet di Bekasi itu mengakibatkan 500 karyawan kehilangan pekerjaan.




Bagaimana dengan mobil Ford Fiesta punya Papabos? Lebih baik dijual kalau ada yang menawar dengan harga yang pantas. Jalan yang diukur baru 30 ribu kilometer. Saya sempat shock dengan biaya servisnya yang wow, sekali servis rutin biaya yang dikeluarkan tidak kurang sejuta. Onderdilnya pun lumayan membuat pening, lampu kabut sebiji lima ratus ribu, indikator bensin berupa pelampung tidak kurang dari tiga juta. Mending dijual daripada menjadi beban.

Sunday, January 17, 2016

WOW!!! Biaya selangit operasi mata katarak







Pekan lalu Papabos operasi katarak pada mata kanannya. Sebelumnya, sedasawarsa yang lalu mata kirinya pun sudah dioperasi, katarak juga. Tahun lalu, mata kiri Bapak juga dioperasi. Alhamdulillah operasi katarak Bapak berjalan lancar, begitupula dengan Papabos. Yang masih berproses adalah hasil operasi pekan kemarin, semoga bisa segera pulih.

Bagi makhluk hidup, mata adalah alat indera yang sangat vital. Akan sulit bertahan hidup jika tanpa penglihatan yang memadai, pun akan sulit melihat yang indah-indah. Tapi bagaimana jika mata tersebut tidak berfungsi dengan semestinya? Rusak misalnya? Tentu akan menjadi sangat tidak menyenangkan.

Salah satu gangguan mata yang paling umum adalah katarak. Orang tua adalah kelompok umur yang paling rentan menderita katarak. Ini terbukti pada Papabos dan Bapak. Konon penglihatan mata yang katarak tidak begitu jelas, kabur, seperti ada selaput awan yang menutupi lensa mata. Jika tidak ditangani, lama kelamaan selaput awan ini akan menebal, hingga penderita katarak tak mampu melihat lagi.

.


Karena sudah mulai mengganggu penglihatan mata kanannya, Papabos kemudian memeriksakan matanya di sebuah klinik mata yang lumayan terkenal di kota Makassar, sebut saja ORBITA. Sebenarnya ada beberapa pilihan untuk pemeriksaan mata. Selain di rumah sakit umum, ada Balai Kesehatan Mata, ada juga Rumah Sakit Khusus Mata. Kalau tidak salah, Bapak dulu mengoperasi matanya di BKM, dengan memakai BPJS tentunya. Dulu Papabos mengoperasi mata kirinya di dokter spesialis mata (bukan klinik), beda dengan sekarang. Mungkin anggapan beliau kalau melalui jalur BPJS agak ribet, lama, tidak praktis, dan dokternya ogah-ogahan. Prinsip beliau lebih baik bayar mahal daripada murah tapi susah. Padahal beliau tiap bulan membayar iuran BPJS mandiri yang menurut saya sudah lumayan mahal.




Jumat, 8 Januari pemeriksaan awal di klinik mata oleh salah seorang dokter senior. Benarlah perkiraan awal kami, Papabos mesti menjalani operasi katarak. Namun Papabos menderita diabetes yang bisa jadi mengganggu proses operasi sehingga diminta datang lagi pada hari Senin untuk konsultasi. Jadi total Papabos konsultasi dokter sebanyak dua kali sebelum operasi pada hari Selasa. Biaya pemeriksaan dan konsultasi lumayan menguras kantong, duaratus ribu rupiah sekali konsultasi. Belum lagi ongkos transportasi. Saya lalu membayangkan bagaimana jika orang miskin seperti saya yang menderita katarak, mungkin sebaiknya saya melalui jalur antrian BPJS. Entah berapa biayanya kalau pakai klaim BPJS, pastinya lebih murah.


Biaya operasi katarakpun tidak murah, ada beberapa pilihan, mulai 6 juta, 8 juta, hingga 10 juta rupiah. Konon yang membedakannya adalah jenis lensa yang ditanamkan pada mata.  Saya rasa sangat wajar dengan biaya operasi mata yang tidak murah tersebut dengan manfaat yang akan didapatkannya. Namun tak ada jaminan mata akan kembali berfungsi dengan normal pasca operasi, alih-alih makin rusak dan mengakibatkan kebutaan. Peluang mata kembali normal atau malah tambah rusak setelah operasi katarak adalah fifty fifty, semahal berapapun biayanya.

Operasi katarak Papabos alhamdulillah berjalan lancar dan sukses. Beliau mengaku penglihatan mata kanannya sangat tajam sesaat setelah operasi. Dokter memasangkan pelindung mata seperti mata bajak laut, tidak diperban seperti operasi mata konvensional. Hal ini agar mata terlindung dari benturan yang tidak disengaja atau dikucek dengan tangan. Hal haram lainnya selepas operasi katarak adalah air, air tidak boleh masuk dalam mata, takutnya infeksi.

Namun tajamnya penglihatan Papabos setelah operasi tidak bertahan lama. Setelah tetes mata pertama, penglihatan tiba-tiba kabur. Papabos berubah panik, kami pun khawatir operasinya gagal. Setelah kontrol pertama keesokan hari setelah operasi, dokter melihat ada sedikit pembengkakan yang menyebabkan mata kabur, hal ini normal dan akan berangsur pulih kembali dalam beberapa hari.

 Terakhir, dokter menyarankan agar pasien banyak-banyak berSABAR. Bersabar tidak mengucek mata walaupun gatal, bersabar mengkonsumsi obat, bersabar dengan banyak istirahat, bersabar datang ke klinik untuk kontrol, bersabar merogoh kocek dalam-dalam, dan sabar-sabar lainnya.

Makanya selagi mata masih normal, bersyukurlah dangan cara menjaganya. Menjaga kesehatannya dan menggunakannya melihat hal-hal yang baik.

Semangat hari Senin temans, sudahkah anda bersyukur masih memiliki mata?

Wednesday, January 13, 2016

Sunday, January 10, 2016

DUH!!! Andai Meggy Z tahu derita sakit gigi



Daripada sakit hati lebih baik sakit gigi ini biar tak mengapa....

Saya tak habis pikir mengapa Meggy Z, sang pencipta sekaligus pendendang lagu dangdut "sakit gigi" lebih memilih sakit gigi daripada sakit hati. Kalau "sakit hati" yang dimaksud adalah penyakit hepatitis A, B, atau C yang sangat menular dan bisa menyebabkan kematian itu, saya pun bisa mengamini. Tapi kalau "sakit hati" yang dimaksud adalah soal perasaan, ini agak lebay, mungkin beliau belum pernah merasakan sakit gigi yang sebenar-benarnya.

Sakit gigi bisa dilabeli sakit yang luar biasa hebat. Bagaimana tidak, sebiji gigi saja yang sakit bisa menjalar kemana-mana, lintas sektor. Kepala bisa pening, mata kabur, susah makan, susah tidur, dan sakit-sakit lainnya "hanya" karena sakit gigi. Belum lagi soal sakit jantung yang disebabkan sakit gigi, bisa modar koe. Bisa jadi juga sakit gigi menyebabkan sakit hati, sakit hati karena tidak dimaklumi kalau kita sedang sakit gigi. Wajarlah, sakit gigi itu sifatnya individual dan tak berperikesakitan. Orang-orang tak tahu kita sedang sakit gigi, padahal orang sakit gigi tak butuh dijenguk, hanya butuh permakluman.



Karena sakit gigi, saya menaruh dendam pada Meggyzeth. Bisa-bisanya dia bilang sakit gigi lebih baik daripada sakit hati, rela pula. Agar sedikit lebih objektif, mari intip isi kepala Bang Meggy Z, berikut ini lirik lengkap lagu SAKIT GIGI nya.

Putus lagi cintaku, putus lagi jalinan kasih sayangku dengannya.
Cuma karena rupiah lalu engkau berpaling muka, tak mau menatap lagi.
Kecewa, kecewa hatiku
Terluka,karena cinta
Kalau terbakar api, kalau tertusuk duri mungkin masih dapat kutahan
Tapi ini sakit lebih sakit, kecewa karena cinta
Jangankan diriku, semut pun kan marah bila terlalu sakit begini
Daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini, biar tak mengapa
Rela, rela, rela aku relakan.

Saya bisa paham betapa sakitnya hati yang terluka karena cinta, apalagi kalau gegara harta. Tapi jika dibandingkan dengan terbakar api atau tertusuk duri yang masih bisa ditahan? Ini masih dalam perdebatan. Terbakar api atau tertusuk duri yang bagaimana dulu? Kalau terbakar habis sampai luka bakar 100% yah ujung-ujungnya mati, jelas tak tertahankan lagi. Setahu saya, hanya nabi Ibrahim yang tak mempan dibakar api. Meggyzeth??

Lain soal lagi tentang semut. Apakah semut punya hati yang alih-alih bisa sakit (sesakit-sakitnya)? Tanyakan pada semut. Saya yakin semut tak bisa menjawabnya. Lalu mengapa semut yang dimetaforakan? Mungkin karena semut jadi perwakilan binatang terkecil dan semua orang tahu mana yang namanya semut.

Soal lebih baik sakit gigi daripada sakit hati? Ini yang saya protes. Saya lagi sakit gigi, sakitnya sungguh terlalu, hampir tak tertahan. Untung ada antalgin sebagai pereda nyeri, obat yang mungkin paling murah, duaribu sepuluh biji. Saya bersyukur antalgin masih mempan buat saya, tak perlu obat mahal semacam amoxan, ponstan atau obat mahal lain sebagai pereda nyeri. Obat tradisional macam bawang putih atau garam belum sempat dicoba.

Sakit gigi merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi dan seringkali muncul tanpa gejala sebelumnya. Rasa sakitnya bervariasi mulai dari tajam, berdenyut, hingga konstan. Rasa sakit yang ditimbulkannya mengganngu aktivitas keseharian. Hobi makan saya agak terhambat belakangan ini. Saya jadi khawatir makan, takut sisa makanan masuk ke gigi yang berlubang dan membuat sakit gigi makin parah tak tertahankan. Makan enak lagi gratis pun tak dinikmati.



Selain susah makan, sakit gigi pun bikin susah tidur, susah bekerja dan emosi mudah tersulut. Sungguh tidak menyenangkan. Jadi sebenarnya lebih baik mana sakit gigi atau sakit hati? Ahsudahlah, mending berbaik sangka. Mungkin Meggyzeth belum pernah merasakan yang namanya sakit gigi yang sesakit-sakitnya. Ataukah hanya karena rima lirik lagu yang berakhiran "i" dan dia memilih sakit gigi daripada sakit kaki, sakit pipi, ataukah sakit gusi. Duh!!! Andai Meggy Z tahu derita sakit gigi.