JANUARI. Ini kali kedua saya menjejak Surabaya, dulu ke Tunjungan Plaza sekarang ke Tugu Pahlawan. Awalnya naik motor pinjaman ke stasiun Sidoarjo kota, lalu naik kereta komuter, terus naik becak ke Pasar Turi lanjut ke Tugu Pahlawan. Semuanya dengan bantuan peta google. Sungguh pengalaman yang mengesankan, sampai lupa kalau sedang sakit gigi yang baru dicabut dari akarnya, sampai lupa pengalaman pertama ke Kota Gresik di rumah mertua, sampai lupa pengalaman pertama ke Kota Batu dengan Jatim Park-nya, sampai lupa kalau ada om tersayang yang meninggal sehari setelah tahun baru tiba yang tak sempat saya layat. Awal tahun yang sibuk dan mengesankan.
FEBRUARI. Saya senang memotret apa saja, kapan saja, dengan kamera apa saja. Bunga adalah salah satu objek yang menarik untuk dipotret, difoto, diabadikan. Foto paling awal tadi buktinya, ditambah foto kedua ini. Saya lupa memotret bunga putih ini dimana, sepertinya di sekitaran kampus Unhas saat berusaha jogging. Sungguh Allah Maha Pengasih, memberi saya mata yang masih mampu melihat dengan baik, tanpa bantuan kacamata. Semoga mata ini sehat terus sampai masanya tiba, bisa dipakai melihat keindahan ciptaan-Nya. Bayangkan saja bagaimana galaunya bila mata ini bermasalah, tak mau melihat dengan baik. Yang jelas, ongkos memelihara mata sehat lebih murah daripada mengobati mata sakit.
MARET. Dari perhitungan para ahli astronomi, mungkin inilah satu-satunya gerhana matahari yang bisa saya lihat seumur hidup, itupun gerhana matahari sebagian. Karenanya, saya berusaha mengabadikannya. Masalahnya, saya tak punya kamera dan alat mumpuni agar bisa membuat foto gerhana matahari yang bagus, bagus bagi saya berarti gambar matahari yang besar, dan orang lain bisa mengetahui kalau itu memang "gerhana matahari" tanpa penjelasan dari pemotret. Dengan penuh kesederhanaan, saya foto gerhana matahari ini dengan filter kaca tukang las dan "tripod alami". Pada bulan ini juga jadi pengalaman pertama saya ke Bekasi yang konon jaraknya lebih jauh daripada matahari. Yah Bekasi memang jauh sih.
APRIL. Selain foto bunga, foto lansekap juga saya sukai. Bila ada kesempatan berada di ketinggian seperti di lantai atas hotel, pemandangannya pasti saya foto. Walaupun mungkin sebagian orang yang melihat saya akan bilang "kampungan". Masalahnya kemudian adalah menghasilkan foto yang tajam dan fokus. Biasanya bila memotret dari dalam kamar hotel akan ketemu kaca jendela yang mungkin agak kotor dan memantulkan cahaya dari dalam. Belum lagi bila hanya mengandalkan lengan, tanpa tripod yang membuat hasil foto tidak fokus. Trik sederhana saya adalah membersihkan kaca jendela sebelum memotret dan menempelkan ponsel kamera pada kaca jendela. Hasilnya? Tak bagus-bagus juga sih. Yang penting usaha.
MEI. Sudah pernah disengat tawon? Jika belum, anda beruntung. Rasanya sangat sakit, perih. Katanya. Mungkin rasa sakit inilah yang dirasakan Sar saat tersengat tawon. Saya pernah memegang tali jemuran, lalu merasakan ada sesuatu yang menusuk, rasa sakitnya begitu cepat menembus otak. Kemungkinan saat itu saya tersengat tawon. Sarang tawon sebesar kepala hinggap di depan rumah. Kami mulai terganggu dengan aktivitas tawon yang makin lama makin banyak. Opsi terakhir adalah mengusirnya dengan menghancurkan sarangnya. Namun menghancurkan sarang tawon tak semudah mendorong mobil mogok, konon butuh pemadam kebakaran membantu aksi. Namun kami tak sabar, membongkar sarang tawon dengan jas hujan, masker, dan sapu.
JUNI. Rutinitas sehari-hari kadang membosankan, tak ada kejadian. Namun bulan puasa tahun ini membawa berkah dan cerita tersendiri. Saya seumur-umur baru merasakan yang namanya pelatihan di bulan puasa, jelang lebaran pula. Pagi hingga sore rasanya berat menerima materi pelatihan, karena sambil menahan lapar dan dahaga. Kalau pelatihan di dalam kota, saya tak memanfaatkan fasilitas akomodasi pelatihan. Saya mending pulang tidur bersama anak istri. Jelang buka puasa saya memacu motor pulang ke rumah, melewatkan buka puasa bersama di tempat pelatihan, sahur juga. Ada saat kami sekeluarga buka puasa bersama di mall, menyeruput teh tarik ternikmat yang pernah saya rasa. Ini dia tampilannya.
JULI. Liburan lebaran kali ini kami habiskan di daerah Bira-Apparalang. Kalau ke Bira saya sudah pernah walaupun sudah lama, kalau ke Apparalang baru kali ini. Selain itu, jadi menarik karena pengalaman pertama bawa kendaraan pinjaman dengan jarak jauh, tanpa sopir pengganti. Seperti biasa, kawasan wisata pantai Bira masih tetap seeksotis yang dulu, namun dengan banyak pembenahan dari segi fasilitas penginapan mewah. Pengalaman pertama ke pantai Apparalang jadi pembeda. Jalan kaki dan rental motor dadakan tak membuat semangat kami surut ke Apparalang. Gara-gara peta google tak akurat, kami berjalan kaki cukup jauh. Namun suasana Apparalang yang keren membuat rasa lelah kami terobati.
AGUSTUS. Suasana pedesaan Bantimurung selalu enak dinikmati. Pun dengan sawah kering dan sapinya dengan latar gunung karst yang menjulang. Untuk kesekian kali saya ke Bantimurung, bukan dengan tujuan berwisata, tapi investigasi KLB. Kalau dulu pernah ada KLB Campak, sekarang kasus keracunan pangan. Ada laporan keracunan pangan menimpa tiga bocah cilik, karena mengkonsumsi permen yang ditengarai kadaluarsa. Beruntung, ketiga korban tertangani dengan baik di puskesmas dan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kematian. Saya bertugas menginvestigasi penyebab pasti keracunan dan agar tidak terjadi penyebaran kasus. Selain investigasi, foto-foto menjadi gerakan tambahan yang wajib. Melihat sapi-sapi bahagia ini, saya berharap mereka tak terkena Antraks.
SEPTEMBER. Kami kedatangan anggota keluarga baru, seekor kucing persia putih, kami beri nama Oh Love (baca: Olaf). Baru kali ini saya memelihara kucing, pernah ikan dan kura-kura namun gagal. Saya malas memelihara hewan berkaki dua atau empat karena malas ribet dan takut terjangkit penyakit hewan. Selain itu, biaya pemeliharaan kucing tergolong tidak murah, makanannya lebih mahal dari makan saya. Bagaimana juga dengan pasir tempat buang hajatnya? Saya malas memikirkannya. Saya tipikal orang yang senang melihat-lihat hewan, tapi tak mau mengurusnya. Mungkin kebun binatang adalah tempat yang cocok buat saya. Namun karena rengekan Khal, saya luluh dan menerima kucing pemberian teman Sar.
OKTOBER. Bulan ini sungguh bulan yang berat bagi keluarga kami. Khal jatuh sakit, awalnya muntah-muntah kemudian diare. Kami sangat khawatir, dan melarikan Khal ke UGD rumah sakit. Dokter mendiagnosa muntaber dengan diare berdarah, konon karena protein tinggi dari susu dan es krim yang terakhir khal makan. Muntah tak terhitung jumlahnya, diare pun demikian. Kami khawatir karena Khal tak mau makan, badannya tambah kurus. Beruntung, dokter menangani dengan sangat baik. Kami di rumah sakit selama sekitar empat hari (saja), tentu dengan biaya yang tidak sedikit. Saya mbatin, bagaimana dengan orang yang merokok? Membeli rokok untuk sakit, buang puntung sembarangan, jadi sampah rakyat.
NOVEMBER. Alangkah bahagianya keluarga yang tiap hari bisa bereuni. Susah senang asal bersama, nikmatnya dunia. Quotes slank nya "Makan nggak makan asal kumpul". Bayangkan saja kalau kita LDRan dengan pasangan dan atau anak tersayang, sakitnya tuh di telinga, tiap hari menelepon lama demi menyambung tali silaturahmi. Foto ini menampilkan keceriaan anak yang dibimbing selalu sama bundanya. Kebetulan kami keluarga sehat, bereuni bersama dalam Temu Alumni Besar yang merupakan gelaran pertama (dan mungkin satu-satunya) tahun ini. Semoga kebersamaan keluarga senantiasa kita lalui, demi anak cucu kita. Namun kebersamaan menjadi pengecualian bagi motor dinas, motor plat merah yang setia menemani akhirnya diambil orang.
DESEMBER. Ada yang datang, ada yang pergi. Semoga yang datang adalah kebahagiaan dan harapan, yang pergi adalah kesedihan dan penyesalan. Teramat banyak hal menyenangkan, sungguh celakalah saya bila tak pandai bersyukur. Di dekat rumah ada destinasi wisata yang baru, tempat pelelangan ikan! Yang sebelumnya di tengah kota dipindah ke pinggir kota, jauh, tapi dekat dengan rumah. Diresmikan langsung oleh pak presiden beberapa waktu lalu, kami datangi beberapa hari kemudian. Banyak yang berubah, bertambah baik tentunya. Kalau orang nomor satu atau dua negeri ini mau datang, pasti fasilitas diperbaiki, minimal akses jalan ke lokasi diperbaiki. Selamat datang di tempat wisata baru kami.
No comments:
Post a Comment