Sunday, July 2, 2017

Libur Lebaran di Bili-bili




Wisata kuliner di Bili-bili adalah salah satu opsi tempat liburan lebaran keluarga yang bisa jadi pilihan. Menurut Googlemaps, Bili-bili berjarak 22 kilometer yang dapat ditempuh dengan mobil selama 43 menit dari Jl. Hertasning Baru, perbatasan Makassar Gowa. Menu favorit di Bili-bili adalah ikan air tawar seperti ikan Nila (bakar atau goreng) dari beberapa warung makan disana. Sebenarnya rasa ikan di semua warung adalah sama saja, yang membedakan adalah racikan sambelnya. Saya lupa nama warungnya, tapi telah ada warung langganan kami yang selalu ramai pengunjung. Letaknya sekitar warung ketiga dari ujung jalan. Masakannya enak, murah, meriah, tahun ini harganya 40ribu perorang.






Kami mendapatkan warung ini setelah sebelumnya dikecewakan oleh "warung abal-abal". Awalnya kami ke wiskul Bili-bili langsung pergi saja tanpa tanya saran orang yang sudah pernah kesana. Kami langsung masuki sembarang warung yang menawarkan tempat parkir. Kami seperti dibodoh-bodohi dengan masakan tidak enak dan mahal. Saat itu Papaboss yang nraktir membayar lebih sejuta untuk 10an orang. Karena kekecewa, ketemulah warung murah meriah enak yang sampai saat ini jadi langganan kami. Namun saran saya, sebelum ke Bili-bili, hubungi pemilik warung terlebih dahulu untuk reservasi tempat apalagi di masa liburan, pasti tempat penuh. Tahun ini kami pun kehabisan tempat dan "dialihkan" ke warung sebelah.




Selain wisata kuliner, suasana di Bili-bili sangat tenang, damai, dan asri. Pemandangan bendungan seperti danau dengan semilir angin sepoi-sepoi membuat pikiran tenang, dilupai utang. Anda dapat bercengkrama dengan santai bersama keluarga sambil memancing ikan. Kail dapat disewa di beberapa warung. Selain makan sambil memancing, saat ini ada perahu bebek-bebek yang disewakan keliling pulau kecil di tengah danau. Anak-anak pasti sangat senang naik perahu bebek-bebek ini. Dengan tarif 20ribu per orang sekali jalan, lumayanlah bisa membahagiakan si kecil. Tak terhitung sudah berapa kali saya ke Bili-bili, pertama kali bersama mantan pacar dengan motor, selanjutnya bersama keluarga. Enaknya sih kalau anugra, anu gratis.


Friday, June 2, 2017

Dengvaxia, Vaksin Dengue Harapan Rakyat



Kabar gembira untuk kita semua,
Vaksin dengue kini sudah tersedia... 
*nyanyinyanyinyinyir*

Vaksin dengue memang konon sudah ada sejak tahun lalu, namun penampakannya baru saya lihat kemarin, walaupun masih dalam bentuk brosur. Vaksin dengue hadir dalam brand DENGVAXIA, produksi dari Sanofi Pasteur. Mau lihat bentuk vaksinnya? Googlinglah, jangan malas!


Indonesia adalah negara beriklim tropis yang endemik DBD. Dalam artian, penyakit DBD telah "menetap" di Indonesia, setiap tahun bahkan setiap bulan penyakit ini pasti ada. Ini terkait vektor DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus yang memang telah "menetap" di Indonesia, bergaul dengan rakyat Indonesia. Insiden DBD akan meningkat, lucu-lucunya saat musim penghujan tiba. Dimasa inilah tempat perindukan nyamuk berupa genangan air bertambah, dibarengi keogahan masyarakat bersih-bersih, ya sudahlah.



Hal yang penting dalam penanggulangan DBD adalah pengendalian vektor nyamuk dan kebersihan lingkungan. Strategi pencegahan DBD pada rumah tangga sejak jaman baheula namun kurang digubris dikenal dengan istilah 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) Plus menghindari gigitan nyamuk dengan berbagai cara. Ribet bukan? Ribetnya itu pada masyarakat sendiri yang kebanyakan ndableg tak mau tahu jika belum ada keluarganya yang kena DBD.  Selain itu ada penanggulangan yang populer namun tidak terlalu efektif, yaitu fogging (pengasapan) yang hanya untuk membasmi nyamuk dewasa bukan jentik. Masyarakat kebanyakan menganggap kalau sudah di fogging, aman sudah. Padahal jentik nyamuk akan segera jadi nyamuk bila dibiarkan.




Belum lagi kita dihadapkan transmisi virus yang cukup melalui telur nyamuk saja (transovarial), sehingga penyakit DBD kekinian tidak harus membutuhkan nyamuk dan penderita dengue untuk menyebarkan virus dengue pada penderita baru. Cukup telur nyamuk sudah mengandung dengue virus, apabila telur ini jadi nyamuk, maka nyamuk tersebut sudah otomatis membawa virus dengue.

Pada beberapa pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah (DHF, Dengue Haemorragic Fever), yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue (DSS, Dengue Shock Syndrome), yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya. Kematian akibat DBD adalah karena syok dan perdarahan berat yang terlambat ditangani.

Terdapat empat jenis virus dengue, DENV 1, DENV 2, DENV 3, dan DENV 4. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius. Inilah juga yang awalnya membuat pengembangan vaksin dengue memakan waktu yang lama. Vaksin yang dikembangkan ini harus dapat melindungi diri dari keempat strain virus dengue. Riset vaksin dengue oleh Sanofi Pasteur sudah dilakukan sejak 20 tahun lalu. Penelitian ini berlangsung lama karena bagian-bagian virus ini sangat rumit. Virus dengue memiliki empat strain, tidak seperti virus polio atau cacar. Jika seseorang terinfeksi lebih dari satu tipe virus dengue, ada peluang lebih besar terjadinya komplikasi yang lebih berat, sehingga menyebabkan perawatan lebih lama di rumah sakit atau kematian.

Hasil laporan efek samping dari vaksin ini hanyalah efek samping ringan seperti pusing, nyeri kepala, atau demam ringan. Tidak dilaporkan efek samping yang lebih berat. Untuk program vaksin ini tergantung dari kebutuhan negara masing-masing dan tergantung pengaturan biaya pengeluaran dari negara masing-masing. Karena tidak mungkin jika suatu negara sudah membeli vaksin ini dan memasukkan program vaksin dengue, tetapi beberapa tahun kemudian berhenti karena keterbatasan biaya.

Indonesia dan beberapa negara lainnya di Asia Tenggara dan Amerika Selatan berpartisipasi dalam riset atau uji klinis vaksin dengue ini. Penemuan vaksin Dengue dianggap sebagai salah satu pencapaian historis dalam sejarah vaksinologi dan diyakini akan menurunkan angka kejadian demam Dengue/demam berdarah Dengue. Di awal tahun 2016, Dengvaxia resmi beredar di Mexico dan menyusul beberapa negara lain, seperti Filipina, El Savador dan Brazil. Pada bulan September 2016 BPOM telah memberi persetujuan dan izin edar Dengvaxia di Indonesia.

Vaksin ini untuk mencegah DBD pada pasien dengan usia 9-45 tahun di daerah endemik dan akan diberikan dalam tiga dosis selama periode satu tahun (0-6-12 bulan).

Konon vaksin DBD ini juga akan dimasukkan ke dalam program imunisasi dasar, seperti BCG, DPT, polio, tetanus, hepatitis, dan lainnya. Dengan beredarnya vaksin dengue, bertambah pula upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. Sungguh Dengvaxia jadi harapan rakyat, semoga lancar dan bukan PHP.


Wednesday, May 31, 2017

Pancasila Lahir, Kita Libur


Andai Hari Kesaktian Pancasila libur juga,
Niscaya bertambah (lagi) hari libur kita. Mau?

Hingga hari ini saya tak tahu dan tak mau tahu hari lahir Pancasila, mungkin demikian juga dengan kebanyakan orang Indonesia. Hari lahir Pancasila hanya beberapakali terdengar sepintaslalu saat pelajaran sejarah semasa sekolah dulu. Mungkin kebanyakan orang tahunya hari Pancasila jatuh pada tanggal 1 Oktober, yang  dikenal juga sebagai hari kesaktian Pancasila. Sebagian menduga dan mengira hari Kesaktian Pancasila adalah hari lahir Pancasila, padahal tidak, beda soal.

Hari Lahir Pancasila adalah hari dimana Pancasila pertama kali diperdengarkan kepada umum. Pada saat tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila adalah hari dimana Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang tak tergantikan dan berhubungan dengan kasus G 30 S/PKI.



Hari lahirnya Pancasila, yakni 1 Juni ditetapkan sebagai libur nasional dan mulai berlaku 1 Juni 2017 ini. Libur nasional tersebut ditetapkan melalui Keputusan Presiden No 24/2016. Keppres tentang Libur Nasional Hari Lahirnya Pancasila ditandatangani Presiden Jokowi saat peringatan Hari Lahirnya Pancasila tahun lalu. Libur nasional yang tentu saya sambut dengan sukacita. Keppres ini diterbitkan dengan pertimbangan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Berdasarkan sejarah, ada tiga rumusan dasar negara yang dinamakan Pancasila, yaitu rumusan konsep Ir. Soekarno yang dibacakan pada pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan pada Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian, rangkaian dokumen sejarah yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, hingga teks final 18 Agustus 1945 itu, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran falsafah negara Pancasila.

Sebagai dasar negara, memang terasa riskan jika Pancasila tidak dikenal oleh warga negaranya dan tidak dihiraukan oleh generasi penerus bangsa. Saya kadang mbatin kalau ada anak sekolah tidak hafal sila-sila Pancasila. Generasi lama malah hafal butir-butir Pancasila sebagai penjabaran pengamalan lima sila Pancasila. Saya masih ingat hukuman dari guru dipermalukan berdiri di depan kelas jika tidak hafal butir-butir pengamalan Pancasila. Makanya jangankan lima sila Pancasila, 36 butir Pancasila malah kami hafal walaupun terpaksa dan tidak di luar kepala.

Belum lagi soal lagu Garuda Pancasila yang saya yakin anak sekolah sekarang tak banyak yang hafal. Dulu setiap malam TVRI memutar lagu Garuda Pancasila, saya lupa jam berapa yang jelas kalau lagu itu diputar, berarti sudah malam dan waktunya anak-anak tidur. Sekarang? Entah berapa channel tv nasional swasta selain TVRI. Tak seperti dulu yang ada hanya TVRI, tak ada pilihan lain. Jadi anak-anak sekarang lebih hafal dialog sinetron atau lagu-lagu punya Piterpen dibanding lagu-lagu perjuangan dan kebangsaan.

Mungkin itulah tujuan diliburkannya hari kelahiran Pancasila hari ini, agar kita (yang diuntungkan) dengan hari libur ini jadi tahu, minimal mengingat-ingat kalau hari lahir dasar negara Republik kita ini jatuh pada hari libur. Saya kadang abai dengan tanggal merah. Yang penting libur, perkara itu libur karena bertepatan dengan hari apa tak saya ambil soal. Masalahnya kemudian, hari libur hari ini diwajibkan mengikuti upacara bendera. Jadilah saya cari tahu upacara apa gerangan sampai hari libur mesti wajib upacara. Saya membayangkan anak sekolah yang libur hari ini dan tak juga upacara, tapi ke mall, mana mereka mau tahu mereka libur karena perkara apa.

Andai tak libur upacara hari ini, mungkin saya masih tak tahu hari lahir Pancasila. Kalau boleh usul nih ke Pak Jokowi, Hari Kesaktian Pancasila libur juga dong. Anak sekolah upacara juga dong...

Tuesday, April 11, 2017

Jelajah Wisata Jogja dengan Google Maps



Googling dulu, bertanya kemudian
Malu Googling, sesat dijalan

Slogan pertama sudah lama ngetop, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Memang mulai saat itu mesin pencari (Google) lagi naik daun, ngetop-ngetopnya membantu makhluk social media mencari jawaban atas segala sesuatu. Mulai tugas kuliah hingga tutorial menggaet pacar orang tersedia di Google. Bahkan (konon) jodoh pun bisa ditelusuri dengan Google.

Lalu kemudian teknologi (Google) berkembang seiring zaman. Dari banyak "teknologi pencari", saya paling tertarik dengan aplikasi pemetaan Google Maps, mungkin karena di lubuk hati yang paling dalam saya adalah seorang petualang, Pajokka. Dalam bertualang tersebut, saya jarang (baca: malas) bertanya pada "manusia" lain, kecuali kepepet nyasar, makanya saya sangat sering menggunakan bantuan Google Maps saat "menjelajah" tempat baru yang belum pernah saya datangi sebelumnya.



Termasuk bertualang berwisata ke Jogja akhir bulan yang lalu bersama keluarga, kami sepenuh hati menyerahkan keperawanan rute perjalanan wisata kepada Google Maps. Sebelumnya, kami sudah punya pengalaman berwisata keliling Bali dengan Google Maps. Bedanya, dulu kami keliling Bali dengan motor rental, sekarang dengan mobil rental berhubung si kecil Khal ikut.

Saat membuka Google Maps, saya sedikit surprise dengan adanya pemberitahuan jelajah kronologi atau timeline perjalanan saat menggunakan google maps. Hal ini cukup menarik bagi orang yang senang bertualang dan menuliskan catatan perjalanannya.

Dengan Jelajahi kronologi, dapat dilihat tempat yang pernah dikunjungi dan rute yang pernah dilalui di kronologi.


Adapun Riwayat Lokasi dapat membantu mendapatkan informasi yang berguna - seperti prediksi ngelaju otomatis dan hasil penelusuran yang lebih baik - dengan membuat peta pribadi berisi tempat yang dikunjungi dengan perangkat yang digunakan untuk masuk.


Adapun daftar lokasi wisata yang sempat kami kunjungi antara lain:
Hari 1: Bandara Adisucipto, Candi Prambanan, PGS Solo, Sate Ayam Jogja, Kaos Jogja
Hari 2: Dowa, Aira , de Mata Trick Eye,
Hari 3: Malioboro, Keraton Jogja, Alun-alun, Dagadu, Candi Borobudur
Hari 4 : Kalibiru

Berikut ini adalah spot objek wisata di Jogja lengkap dengan titik koordinat GPSnya yang sempat kami kunjungi.

Candi Prambanan
-7.752098, 110.491404 (-7° 45′ 7.55″, +110° 29′ 29.05″)

Candi Borobudur
-7.607906, 110.203762

Jalan Malioboro
-7.792941, 110.365882

Keraton Yogyakarta
-7.805263, 110.364235

Kalibiru
-7.805916, 110.128085

De Mata Trick Eye

-7.814658,110.3785082

Spot objek wisata di Jogja lengkap dengan titik koordinat GPSnya yang belum sempat kami kunjungi.

Benteng Vredeburg
-7.800330, 110.365970 (-7° 48′ 1.19″, +110° 21′ 57.49″)

Candi Abang
-7.810360, 110.468620 (-7° 48′ 37.30″, +110° 28′ 7.03″)

Candi Asu
-7.528464, 110.351024 (-7° 31′ 42.47″, +110° 21′ 3.69″)

Candi Banyunibo
-7.777930, 110.493970 (-7° 46′ 40.55″, +110° 29′ 38.29″)

Candi Barong
-7.775680, 110.497160 (-7° 46′ 32.45″, +110° 29′ 49.78″)

Cagar Budaya Cebong
GPS: -7.733529, 110.329394 (-7° 44′ 0.70″, +110° 19′ 45.82″)

Candi Gampingan
-7.835630, 110.437330 (-7° 50′ 8.27″, +110° 26′ 14.39″)

Candi Gembirowati
-8.007931, 110.340969 (-8° 0′ 28.55″, +110° 20′ 27.49″)

Candi Gunung Sari
-7.602293, 110.283252 (-7° 36′ 8.25″, +110° 16′ 59.71″)

Candi Gunung Wukir
-7.634778, 110.296907 (-7° 38′ 5.20″, +110° 17′ 48.87″)

Candi Ijo
-7.783950, 110.512300 (-7° 47′ 2.22″, +110° 30′ 44.28″)

Candi Kalasan
-7.767140, 110.472320 (-7° 46′ 1.70″, +110° 28′ 20.35″)

Candi Karangnongko
-7.674745, 110.554746 (-7° 40′ 29.08″, +110° 33′ 17.09″)

Candi Kedulan
-7.736903, 110.470384 (-7° 44′ 12.85″, +110° 28′ 13.38″)

Candi Lumbung
-7.528330, 110.348925 (-7° 31′ 41.99″, +110° 20′ 56.13″)

Candi Merak
-7.668842, 110.551749 (-7° 40′ 7.83″, +110° 33′ 6.30″)

Candi Morangan
-7.683322, 110.468403 (-7° 40′ 59.96″, +110° 28′ 6.25″)

Candi Pendem
-7.526364, 110.350788 (-7° 31′ 34.91″, +110° 21′ 2.84″)

Candi Plaosan
-7.740130, 110.504390 (-7° 44′ 24.47″, +110° 30′ 15.80″)

Candi Sambisari
-7.762486, 110.446941 (-7° 45′ 44.95″, +110° 26′ 48.99″)

Candi Sari
-7.761570, 110.474270 (-7° 45′ 41.65″, +110° 28′ 27.37″)

Candi Sojiwan
-7.761151, 110.496080 (-7° 45′ 40.14″, +110° 29′ 45.89″)

Gua Sentono
-7.812890, 110.471470 (-7° 48′ 46.40″, +110° 28′ 17.29″)

Kerajinan: Keramik Kasongan
-7.847103, 110.323955 (-7° 50′ 49.57″, +110° 19′ 26.24″)

Ketep Pass
-7.494700, 110.381320 (-7° 29′ 40.92″, +110° 22′ 52.75″)

Kuliner: Restoran Bale Raos
-7.808467, 110.363283 (-7° 48′ 30.48″, +110° 21′ 47.82″)

Lava Tour Kaliadem
-7.589539, 110.451177 (-7° 35′ 22.34″, +110° 27′ 4.24″)

Makam Imogiri
-7.922110, 110.389960 (-7° 55′ 19.60″, +110° 23′ 23.86″)

Makam Syekh Maulana Maghribi
-8.026731, 110.341177 (-8° 1′ 36.23″, +110° 20′ 28.24″)

Monumen Yogya Kembali
-7.750290, 110.369520 (-7° 45′ 1.04″, +110° 22′ 10.27″)

Museum Affandi
-7.782870, 110.396220 (-7° 46′ 58.33″, +110° 23′ 46.39″)

Museum Kereta
-7.805820, 110.362070 (-7° 48′ 20.95″, +110° 21′ 43.45″)

Museum Ullen Sentalu
-7.597140, 110.424170 (-7° 35′ 49.70″, +110° 25′ 27.01″)

Pantai Depok
-8.015688, 110.299927 (-8° 0′ 56.48″, +110° 17′ 59.74″)

Pantai Drini
-8.147583, 110.597316 (-8° 8′ 51.30″, +110° 35′ 50.34″)

Pantai Parangendog
-8.030056, 110.344419 (-8° 1′ 48.20″, +110° 20′ 39.91″)

Pantai Parangkusumo
-8.022609, 110.328259 (-8° 1′ 21.39″, +110° 19′ 41.73″)

Pantai Parangtritis
-8.021805, 110.321277 (-8° 1′ 18.50″, +110° 19′ 16.60″)

Pantai Samas
-8.005926, 110.264849 (-8° 0′ 21.33″, +110° 15′ 53.46″)

Pantai Trisik
-7.975377, 110.192695 (-7° 58′ 31.36″, +110° 11′ 33.70″)

Petilasan Ambarketawang
-7.800533, 110.309573 (-7° 48′ 1.92″, +110° 18′ 34.46″)

Salak Turi
-7.650463, 110.357894 (-7° 39′ 1.67″, +110° 21′ 28.42″)

Sendang Kasihan
-7.826082, 110.329110 (-7° 49′ 33.90″, +110° 19′ 44.80″)

Situs Payak
-7.833340, 110.457710 (-7° 50′ 0.02″, +110° 27′ 27.76″)

Situs Watugudig
-7.775000, 110.480750 (-7° 46′ 30.00″, +110° 28′ 50.70″)

Tamansari
-7.809940, 110.359390 (-7° 48′ 35.78″, +110° 21′ 33.80″)



Kopipaste saja titik koordinat GPSnya di menu pencarian Google Maps ponsel Android anda, ikuti jalurnya dari lokasi aktual anda, semoga selamat sampai tujuan (baca: tidak tersesat)

Sumber : http://www.jogja.co/peta-dan-gps-koordinat-obyek-wisata-jogja/ 

Tuesday, March 14, 2017

Patung Harimau bahagia, lucu nan menggemaskan




Sudahkah Anda tertawa bahagia hari ini?

Beberapa hari ini viral di media sosial soal patung Harimau bahagia di depan Markas Koramil Cisewu, penampakannya pada foto di atas.

Hati siapa yang tak tersentuh melihat penampakan Harimau seperti ini? Sayapun sempat ketawa ngakak guling-guling melihatnya, jauh dari kesan sangar dan gahar, yang ada malah lucu dan menggemaskan dengan mulut super lebar seakan tersenyum penuh kebahagiaan. Padahal, mungkin sang pembuat patung diberi orderan agar patung Harimau tampak seram mirip dengan aslinya. Mungkin sang pematung terburu-buru membuat patung karena diberi deadline kontrak kerja. Atau mungkin sang pematung sangat bahagia saat membuat patung ini. Atau mungkin bukan pematung profesional yang membuatnya, tapi pelukis. Atau mungkin-mungkin yang lain.



Karena patung ini, saya pun mencari patung-patung Harimau lucu yang lain, dan inilah hasilnya


Saya ngakak guling-guling untuk kedua kalinya.

Ternyata memang sulit membuat patung Harimau yang mirip aslinya seperti ini.


Ataupun patung Macan di Taman Macan Makassar seperti ini.



Untuk diketahui, Macan dijadikan simbol untuk Kodam Siliwangi sehingga tak heran mayoritas di satuan Kodam SIliwangi memasang patung yang "berbentuk" harimau. Makanya, patung Harimau di depan Markas Kodam Siliwangi pun tampak keren dan gagah.


Namun (mungkin) karena jadi bahan pergunjingan, patung Harimau Bahagia di depan Koramil Cisewu akhirnya dibongkar.


Kasihan juga patungnya dihancurkan begitu. Padahal di hati kecil, saya sepakat kalau patung Harimau tetap demikian (bahagia) adanya. Masyarakat yang lewat akan tetap terhibur dan menjauhkan Om-om tentara dari cap sangar dan arogan. Atau bagaimanakah?




Friday, March 10, 2017

#SkipChallenge yang mematikan, minimal membuat bego



#SkipChallenge bisa mengakhiri hidup, minimal membuat bego

Fenomena #SkipChallenge di kalangan remaja menjadi viral di media sosial. Namun, skip challenge menuai kontroversi, karena dinilai berbahaya bagi kesehatan.

Skip challenge dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa menit hingga remaja tersebut mengalami pingsan dan kejang. Setelah beberapa saat mereka akan kembali sadarkan diri.

Banyak orang yang tak menyadari bahaya #SkipChallenge ini. Tantangan #SkipChallenge ini dikhawatirkan dapat membuat seseorang pingsan, karena kurangnya oksigen ke otak. Kekurangan oksigen di otak akibat #SkipChallenge selama lebih dari 4 menit saja sudah dapat menyebabkan rusaknya jaringan otak atau saraf pusat. Parahnya, jaringan saraf merupakan jaringan yang tidak mampu memperbaiki diri kalau rusak. Sekali rusak tetap rusak.



Saya sendiri baru tahu adanya permaianan #SkipChallenge di kalangan remaja setelah melihat di Instagram. Video remaja yang melakukan permainan ini bisa dilihat di Instagram dengan hastag #SkipChallenge dan juga banyak di Youtube.

Sayangnya, para remaja terlihat menganggap permainan #SkipChallenge sebagai sebuah tantangan dan sensasi yang menyenangkan. Mereka pun kemudian membagikan rekaman #SkipChallenge di media sosial agar menjadi viral.

Mereka tak menyadari bahaya di balik keseruan #SkipChallenge. Karena itulah harus ada imbauan serius untuk menghentikan skip challenge ini. Sampai sekarang belum diketahui dari mana asal muasal permainan skip challenge ini.

Di Amerika Serikat, permainan ini lebih dikenal dengan nama  passout challenge atau #PassoutChallenge dan telah menyebabkan tewasnya seorang anak berusia 11 tahun.

Jadi, #StopSkipChallenge, jangan jadi #SkipBego gara-gara #SkipChallenge karena bisa #SkipLife

Friday, December 30, 2016

2016 best none photography

JANUARI. Ini kali kedua saya menjejak Surabaya, dulu ke Tunjungan Plaza sekarang ke Tugu Pahlawan. Awalnya naik motor pinjaman ke stasiun Sidoarjo kota, lalu naik kereta komuter, terus naik becak ke Pasar Turi lanjut ke Tugu Pahlawan. Semuanya dengan bantuan peta google. Sungguh pengalaman yang mengesankan, sampai lupa kalau sedang sakit gigi yang baru dicabut dari akarnya, sampai lupa pengalaman pertama ke Kota Gresik di rumah mertua, sampai lupa pengalaman pertama ke Kota Batu dengan Jatim Park-nya, sampai lupa kalau ada om tersayang yang meninggal sehari setelah tahun baru tiba yang tak sempat saya layat. Awal tahun yang sibuk dan mengesankan.


FEBRUARI. Saya senang memotret apa saja, kapan saja, dengan kamera apa saja. Bunga adalah salah satu objek yang menarik untuk dipotret, difoto, diabadikan. Foto paling awal tadi buktinya, ditambah foto kedua ini. Saya lupa memotret bunga putih ini dimana, sepertinya di sekitaran kampus Unhas saat berusaha jogging. Sungguh Allah Maha Pengasih, memberi saya mata yang masih mampu melihat dengan baik, tanpa bantuan kacamata. Semoga mata ini sehat terus sampai masanya tiba, bisa dipakai melihat keindahan ciptaan-Nya. Bayangkan saja bagaimana galaunya bila mata ini bermasalah, tak mau melihat dengan baik. Yang jelas, ongkos memelihara mata sehat lebih murah daripada mengobati mata sakit.

MARET. Dari perhitungan para ahli astronomi, mungkin inilah satu-satunya gerhana matahari yang bisa saya lihat seumur hidup, itupun gerhana matahari sebagian. Karenanya, saya berusaha mengabadikannya. Masalahnya, saya tak punya kamera dan alat mumpuni agar bisa membuat foto gerhana matahari yang bagus, bagus bagi saya berarti gambar matahari yang besar, dan orang lain bisa mengetahui kalau itu memang "gerhana matahari" tanpa penjelasan dari pemotret. Dengan penuh kesederhanaan, saya foto gerhana matahari ini dengan filter kaca tukang las dan "tripod alami". Pada bulan ini juga jadi pengalaman pertama saya ke Bekasi yang konon jaraknya lebih jauh daripada matahari. Yah Bekasi memang jauh sih.

APRIL. Selain foto bunga, foto lansekap juga saya sukai. Bila ada kesempatan berada di ketinggian seperti di lantai atas hotel, pemandangannya pasti saya foto. Walaupun mungkin sebagian orang yang melihat saya akan bilang "kampungan". Masalahnya kemudian adalah menghasilkan foto yang tajam dan fokus. Biasanya bila memotret dari dalam kamar hotel akan ketemu kaca jendela yang mungkin agak kotor dan memantulkan cahaya dari dalam. Belum lagi bila hanya mengandalkan lengan, tanpa tripod yang membuat hasil foto tidak fokus. Trik sederhana saya adalah membersihkan kaca jendela sebelum memotret dan menempelkan ponsel kamera pada kaca jendela. Hasilnya? Tak bagus-bagus juga sih. Yang penting usaha.

MEI. Sudah pernah disengat tawon? Jika belum, anda beruntung. Rasanya sangat sakit, perih. Katanya. Mungkin rasa sakit inilah yang dirasakan Sar saat tersengat tawon. Saya pernah memegang tali jemuran, lalu merasakan ada sesuatu yang menusuk, rasa sakitnya begitu cepat menembus otak. Kemungkinan saat itu saya tersengat tawon. Sarang tawon sebesar kepala hinggap di depan rumah. Kami mulai terganggu dengan aktivitas tawon yang makin lama makin banyak. Opsi terakhir adalah mengusirnya dengan menghancurkan sarangnya. Namun menghancurkan sarang tawon tak semudah mendorong mobil mogok, konon butuh pemadam kebakaran membantu aksi. Namun kami tak sabar, membongkar sarang tawon dengan jas hujan, masker, dan sapu.

JUNI. Rutinitas sehari-hari kadang membosankan, tak ada kejadian. Namun bulan puasa tahun ini membawa berkah dan cerita tersendiri. Saya seumur-umur baru merasakan yang namanya pelatihan di bulan puasa, jelang lebaran pula. Pagi hingga sore rasanya berat menerima materi pelatihan, karena sambil menahan lapar dan dahaga. Kalau pelatihan di dalam kota, saya tak memanfaatkan fasilitas akomodasi pelatihan. Saya mending pulang tidur bersama anak istri. Jelang buka puasa saya memacu motor pulang ke rumah, melewatkan buka puasa bersama di tempat pelatihan, sahur juga. Ada saat kami sekeluarga buka puasa bersama di mall, menyeruput teh tarik ternikmat yang pernah saya rasa. Ini dia tampilannya.

JULI. Liburan lebaran kali ini kami habiskan di daerah Bira-Apparalang. Kalau ke Bira saya sudah pernah walaupun sudah lama, kalau ke Apparalang baru kali ini. Selain itu, jadi menarik karena pengalaman pertama bawa kendaraan pinjaman dengan jarak jauh, tanpa sopir pengganti. Seperti biasa, kawasan wisata pantai Bira masih tetap seeksotis yang dulu, namun dengan banyak pembenahan dari segi fasilitas penginapan mewah. Pengalaman pertama ke pantai Apparalang jadi pembeda. Jalan kaki dan rental motor dadakan tak membuat semangat kami surut ke Apparalang. Gara-gara peta google tak akurat, kami berjalan kaki cukup jauh. Namun suasana Apparalang yang keren membuat rasa lelah kami terobati. 

AGUSTUS. Suasana pedesaan Bantimurung selalu enak dinikmati. Pun dengan sawah kering dan sapinya dengan latar gunung karst yang menjulang. Untuk kesekian kali saya ke Bantimurung, bukan dengan tujuan berwisata, tapi investigasi KLB. Kalau dulu pernah ada KLB Campak, sekarang kasus keracunan pangan. Ada laporan keracunan pangan menimpa tiga bocah cilik, karena mengkonsumsi permen yang ditengarai kadaluarsa. Beruntung, ketiga korban tertangani dengan baik di puskesmas dan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kematian. Saya bertugas menginvestigasi penyebab pasti keracunan dan agar tidak terjadi penyebaran kasus. Selain investigasi, foto-foto menjadi gerakan tambahan yang wajib. Melihat sapi-sapi bahagia ini, saya berharap mereka tak terkena Antraks.

SEPTEMBER. Kami kedatangan anggota keluarga baru, seekor kucing persia putih, kami beri nama Oh Love (baca: Olaf). Baru kali ini saya memelihara kucing, pernah ikan dan kura-kura namun gagal. Saya malas memelihara hewan berkaki dua atau empat karena malas ribet dan takut terjangkit penyakit hewan. Selain itu, biaya pemeliharaan kucing tergolong tidak murah, makanannya lebih mahal dari makan saya. Bagaimana juga dengan pasir tempat buang hajatnya? Saya malas memikirkannya. Saya tipikal orang yang senang melihat-lihat hewan, tapi tak mau mengurusnya. Mungkin kebun binatang adalah tempat yang cocok buat saya. Namun karena rengekan Khal, saya luluh dan menerima kucing pemberian teman Sar. 

OKTOBER. Bulan ini sungguh bulan yang berat bagi keluarga kami. Khal jatuh sakit, awalnya muntah-muntah kemudian diare. Kami sangat khawatir, dan melarikan Khal ke UGD rumah sakit. Dokter mendiagnosa muntaber dengan diare berdarah, konon karena protein tinggi dari susu dan es krim yang terakhir khal makan. Muntah tak terhitung jumlahnya, diare pun demikian. Kami khawatir karena Khal tak mau makan, badannya tambah kurus. Beruntung, dokter menangani dengan sangat baik. Kami di rumah sakit selama sekitar empat hari (saja), tentu dengan biaya yang tidak sedikit. Saya mbatin, bagaimana dengan orang yang merokok? Membeli rokok untuk sakit, buang puntung sembarangan, jadi sampah rakyat.

NOVEMBER. Alangkah bahagianya keluarga yang tiap hari bisa bereuni. Susah senang asal bersama, nikmatnya dunia. Quotes slank nya "Makan nggak makan asal kumpul". Bayangkan saja kalau kita LDRan dengan pasangan dan atau anak tersayang, sakitnya tuh di telinga, tiap hari menelepon lama demi menyambung tali silaturahmi. Foto ini menampilkan keceriaan anak yang dibimbing selalu sama bundanya. Kebetulan kami keluarga sehat, bereuni bersama dalam Temu Alumni Besar yang merupakan gelaran pertama (dan mungkin satu-satunya) tahun ini. Semoga kebersamaan keluarga senantiasa kita lalui, demi anak cucu kita. Namun kebersamaan menjadi pengecualian bagi motor dinas, motor plat merah yang setia menemani akhirnya diambil orang.


DESEMBER. Ada yang datang, ada yang pergi. Semoga yang datang adalah kebahagiaan dan harapan, yang pergi adalah kesedihan dan penyesalan. Teramat banyak hal menyenangkan, sungguh celakalah saya bila tak pandai bersyukur. Di dekat rumah ada destinasi wisata yang baru, tempat pelelangan ikan! Yang sebelumnya di tengah kota dipindah ke pinggir kota, jauh, tapi dekat dengan rumah. Diresmikan langsung oleh pak presiden beberapa waktu lalu, kami datangi beberapa hari kemudian. Banyak yang berubah, bertambah baik tentunya. Kalau orang nomor satu atau dua negeri ini mau datang, pasti fasilitas diperbaiki, minimal akses jalan ke lokasi diperbaiki. Selamat datang di tempat wisata baru kami.