Sunday, January 17, 2016

WOW!!! Biaya selangit operasi mata katarak







Pekan lalu Papabos operasi katarak pada mata kanannya. Sebelumnya, sedasawarsa yang lalu mata kirinya pun sudah dioperasi, katarak juga. Tahun lalu, mata kiri Bapak juga dioperasi. Alhamdulillah operasi katarak Bapak berjalan lancar, begitupula dengan Papabos. Yang masih berproses adalah hasil operasi pekan kemarin, semoga bisa segera pulih.

Bagi makhluk hidup, mata adalah alat indera yang sangat vital. Akan sulit bertahan hidup jika tanpa penglihatan yang memadai, pun akan sulit melihat yang indah-indah. Tapi bagaimana jika mata tersebut tidak berfungsi dengan semestinya? Rusak misalnya? Tentu akan menjadi sangat tidak menyenangkan.

Salah satu gangguan mata yang paling umum adalah katarak. Orang tua adalah kelompok umur yang paling rentan menderita katarak. Ini terbukti pada Papabos dan Bapak. Konon penglihatan mata yang katarak tidak begitu jelas, kabur, seperti ada selaput awan yang menutupi lensa mata. Jika tidak ditangani, lama kelamaan selaput awan ini akan menebal, hingga penderita katarak tak mampu melihat lagi.

.


Karena sudah mulai mengganggu penglihatan mata kanannya, Papabos kemudian memeriksakan matanya di sebuah klinik mata yang lumayan terkenal di kota Makassar, sebut saja ORBITA. Sebenarnya ada beberapa pilihan untuk pemeriksaan mata. Selain di rumah sakit umum, ada Balai Kesehatan Mata, ada juga Rumah Sakit Khusus Mata. Kalau tidak salah, Bapak dulu mengoperasi matanya di BKM, dengan memakai BPJS tentunya. Dulu Papabos mengoperasi mata kirinya di dokter spesialis mata (bukan klinik), beda dengan sekarang. Mungkin anggapan beliau kalau melalui jalur BPJS agak ribet, lama, tidak praktis, dan dokternya ogah-ogahan. Prinsip beliau lebih baik bayar mahal daripada murah tapi susah. Padahal beliau tiap bulan membayar iuran BPJS mandiri yang menurut saya sudah lumayan mahal.




Jumat, 8 Januari pemeriksaan awal di klinik mata oleh salah seorang dokter senior. Benarlah perkiraan awal kami, Papabos mesti menjalani operasi katarak. Namun Papabos menderita diabetes yang bisa jadi mengganggu proses operasi sehingga diminta datang lagi pada hari Senin untuk konsultasi. Jadi total Papabos konsultasi dokter sebanyak dua kali sebelum operasi pada hari Selasa. Biaya pemeriksaan dan konsultasi lumayan menguras kantong, duaratus ribu rupiah sekali konsultasi. Belum lagi ongkos transportasi. Saya lalu membayangkan bagaimana jika orang miskin seperti saya yang menderita katarak, mungkin sebaiknya saya melalui jalur antrian BPJS. Entah berapa biayanya kalau pakai klaim BPJS, pastinya lebih murah.


Biaya operasi katarakpun tidak murah, ada beberapa pilihan, mulai 6 juta, 8 juta, hingga 10 juta rupiah. Konon yang membedakannya adalah jenis lensa yang ditanamkan pada mata.  Saya rasa sangat wajar dengan biaya operasi mata yang tidak murah tersebut dengan manfaat yang akan didapatkannya. Namun tak ada jaminan mata akan kembali berfungsi dengan normal pasca operasi, alih-alih makin rusak dan mengakibatkan kebutaan. Peluang mata kembali normal atau malah tambah rusak setelah operasi katarak adalah fifty fifty, semahal berapapun biayanya.

Operasi katarak Papabos alhamdulillah berjalan lancar dan sukses. Beliau mengaku penglihatan mata kanannya sangat tajam sesaat setelah operasi. Dokter memasangkan pelindung mata seperti mata bajak laut, tidak diperban seperti operasi mata konvensional. Hal ini agar mata terlindung dari benturan yang tidak disengaja atau dikucek dengan tangan. Hal haram lainnya selepas operasi katarak adalah air, air tidak boleh masuk dalam mata, takutnya infeksi.

Namun tajamnya penglihatan Papabos setelah operasi tidak bertahan lama. Setelah tetes mata pertama, penglihatan tiba-tiba kabur. Papabos berubah panik, kami pun khawatir operasinya gagal. Setelah kontrol pertama keesokan hari setelah operasi, dokter melihat ada sedikit pembengkakan yang menyebabkan mata kabur, hal ini normal dan akan berangsur pulih kembali dalam beberapa hari.

 Terakhir, dokter menyarankan agar pasien banyak-banyak berSABAR. Bersabar tidak mengucek mata walaupun gatal, bersabar mengkonsumsi obat, bersabar dengan banyak istirahat, bersabar datang ke klinik untuk kontrol, bersabar merogoh kocek dalam-dalam, dan sabar-sabar lainnya.

Makanya selagi mata masih normal, bersyukurlah dangan cara menjaganya. Menjaga kesehatannya dan menggunakannya melihat hal-hal yang baik.

Semangat hari Senin temans, sudahkah anda bersyukur masih memiliki mata?

3 comments:

  1. Kalau boleh tahu, skrg mata bapaknya bgmn? Sdh kembali normal?

    ReplyDelete
  2. Beralih aja ke asuransi mbak,,sudah dapat sehatnya dapat pula nilai investasi..minat langsung hubungi
    Agen Gusma 082191976661

    ReplyDelete