Tuesday, June 10, 2014

Berkebun dan Beternak Ala Kadarnya

Hayday...

Saya lagi membayangkan setiap akhir pekan dihabiskan dengan berkebun. Menanam jagung, labu, tebu, hingga padi dan buah-buahan. Ada saatnya memanen hasil kebun, kemudian menikmatinya bersama keluarga, sisanya dijual di pasar. Di samping kebun ada ternak peliharaan seperti sapi, kambing, dan ayam. Mengumpulkan telur ayam dan memerah susu sapi adalah kerjaan sambilan. Sungguh nikmat, mungkin inilah bayangan surga. Bukankah tafsir surga adalah kebun-kebun yang terhampar luas yang dipenuhi buah-buahan di dalamnya? Tapi itu hanya bayangan saja. Kenyataannya berkata lain, sekarang ini lahan untuk berkebun dan beternak sudah sangat mahal. Berkebun di zaman digital online adalah sesuatu yang mahal istimewa, hanya bisa dirasakan orang-orang berpunya. Beda dizaman kakek-nenek dulu, almarhum kakek dan nenek bahkan adalah seorang petani. Entahlah jika beliau bahagia jadi seorang petani atau tidak.

Namun teknologi berkembang pesat. Sensasi berkebun sekarang bisa dirasakan dalam permainan online, demi mewujudkan impian manusia untuk berkebun dan bercocok tanam. Hayday. Memang jauh berbeda dengan dunia nyata. Tapi tak perlu capek-capek menanam dan memanen, cukup mainkan jempol dengan menghabiskan waktu dan quota internet. Setelah kecanduan Farmville di Facebook beberapa tahun lalu, kali ini saya kecanduan Hayday. Berkebun di Hayday sangat mudah, tinggal memainkan jempol dan jadilah impian kita berkebun di dunia maya. Bahkan, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata seperti beternak babi ---yang jorok, kotor, rakus, dan haram itu--- wajib dilakukan di Hayday tanpa khawatir berdosa.
Sayangnya, Hayday mesti saya tinggalkan. Belum cukup dua pekan, Hayday saya sudah level 20. Takut semakin terjerumus dalam candu yang jadi penyebab tak ada pekerjaan nyata yang selesai. Istri, anak, dan pekerjaan bisa terbengkalai. Selain itu, Hayday tak bisa dimainkan secara offline membuat quota internet dan batere ponsel cepat habis. Sebelum jauh berhubungan dengan babi-babi itu, saya hentikan sekarang saja. Selamat tinggal Hayday, maaf dan terima kasih.

No comments:

Post a Comment