Thursday, July 3, 2014

Belajar Mengemudi Ala Kadarnya

Kita kadang iri pada sopir pete-pete (angkot Makassar), dengan senang hati merajai jalanan Makassar seenak maunya. Membelokkan dan memberhentikan pete-pete seenaknya yang seringkali membahayakan pengguna jalan lainnya, tak terkecuali saya yang selama ini naik motor. Hingga umur kepala tiga ini saya tidak tahu mengendarai mobil. Mungkin supir pete-pete yang membaca postingan ini akan menertawai saya. Tak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk bisa bawa mobil. Cukup nekad, ada kesempatan, dan ada mobil yang bisa dipakai belajar mengemudi. Soal SIM urusan kesekian, tak punya juga tak mengapa, SIM tembakpun tidak jadi soal. Toh berlaku hukum rimba di jalanan, yang kuat dan berani adalah rajanya. No rules!!

Ketidaktahuan saya membawa mobil berimbas pada keluarga, istri dan anak. Pernah istri hamil besar dan mesti ke dokter untuk cek rutin, kami akhirnya naik motor dengan risiko keguguran selama di perjalanan. Pernah juga si kecil sakit dan akhirnya kami naik bentor atau taksi atau minta diantar kakak ipar ke dokter. Ini gara-gara saya tidak tahu bawa mobil. Pernah kami batal ke resepsi pernikahan hanya gara-gara kehujanan di tengah jalan karena naik motor. Menyedihkan!!

Bukannya tidak mau belajar mengemudi, agar tahu bawa mobil, saya minta diajar oleh teman dan keluarga. Tapi tak pernah ada waktu yang pas. Entahlah jika cuma jadi alasan, sebenarnya mereka hanya basa-basi membesarkan hati saya padahal mereka malas dan tidak mau mengajari saya. Bosan menunggu, saya akhirnya latihan mengemudi di tempat kursus dengan bayaran yang tidak sedikit. Mumpung libur semester dan cuti kerja.

Instrukturnya baik, hanya beberapa jam saya sudah bisa bawa mobil sendiri walaupun masih ada kekurangan di sana sini. Setir, kopling, gas, dan rem sudah seirama walaupun kadang mati dalam jika saya panik. Konon, saya terlalu bernafsu membalap dan emosional yang menyebabkan tidak tenang dan gugup jika kepepet. Intinya, belajar mengemudi harus banyak bersabar. Tapi sepertinya tak perlu banyak bersabar untuk bisa mengendarai pete-pete. Padahal pete-pete adalah mobil juga. Suatu penarikan kesimpulan yang aneh dan pastinya salah. Mari mengemudi dengan baik dan benar.

No comments:

Post a Comment