Thursday, September 10, 2015

Prosesi Yudisium dan Wisuda, Demi Ijazah



Kejarlah ilmu ijazah hingga negeri Cina


Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar (KBBI online). Belum ada catatan resmi yang saya temukan tentang sejarah penerbitan ijazah, berawal dari mana, ataupun siapa yang paling pertama memperolehnya dimana. Yang pasti orang tergila-gila dengan ijazah, dengan cara apapun berusaha diperolehnya. Proses pencarian kerja saat ini masih mementingkan ijazah, beberapa jenis pekerjaan mensyaratkan ijazah tertentu terutama S-1 bagi para pelamar. Begitu pula kenaikan pangkat, khususnya di lingkungan birokrasi pemerintah atau akademik di sekolah dan perguruan tinggi, masih disandarkan pada formalitas gelar pada ijazah.




Untuk memperoleh ijazah, tentu saja seseorang harus menempuh pendidikan. Prosesnya adalah kuliah di kampus atau belajar di sekolah. Tanpa proses pendidikan ini, secara logika seseorang tidak berhak memperoleh ijazah. Namun faktanya, seseorang tanpa melalui proses pendidikan pun bisa memperoleh ijazah, entahlah itu ijazah palsu dengan membelinya pada oknum yang bisa membuatkan ijazah tanpa sekolah atau asli tapi diperoleh secara ilegal. Ada perbedaan ijazah ilegal atau ijazah palsu. Ijazah ilegal mengacu pada sertifikat tanda kelulusan yang diterbitkan sekolah atau perguruan tinggi dalam semua jenjang, tetapi sebenarnya belum memenuhi persyaratan akademik. Adapun ijazah palsu adalah ijazah dari sebuah lembaga pendidikan resmi, tetapi data dipalsukan, seperti mengganti nama atau gelar yang tak sesuai dengan aslinya. Ijazah ini sebenarnya merupakan surat pertanggungjawaban seseorang yang mempunyai ilmu dari proses pembelajaran. Kalau seseorang memegang ijazah namun tidak dapat mempertanggungjawabkan ilmunya, patut dipertanyakan keaslian atau keabsahan ijazahnya.

Untuk memperoleh ijazah (yang asli) tidak gampang. Banyak proses yang harus dilalui selain pendidikan dan pembelajaran di bangku sekolah atau kuliah. Khusus untuk pendidikan tinggi, selain proses kuliah, ujian, dan skripsi/ tesis/ disertasi, ada proses(i) yang harus dilalui. Prosesi (wajib) tersebut adalah Yudisium dan Wisuda, sedangkan prosesi lain (sunnah) adalah ramah tamah dan foto-foto.

Yudisium adalah proses akademik yang menyangkut penerapan nilai dan kelulusan mahasiswa dari seluruh proses akademik. Yudisium juga berarti pengumuman nilai kepada mahasiswa sebagai proses penilaian akhir dari seluruh mata kuliah yang telah diambil mahasiswa  dan penetapan nilai dalam transkrip akademik, serta memutuskan lulus atau tidaknya mahasiswa dalam menempuh studi selama jangka waktu tertentu, yang ditetapkan oleh pejabat berwenang yang dihasilkan dari keputusan rapat yudisium. Rapat yudisium diselenggarakan oleh Senat Fakultas atau Program Pascasarjana. Keputusan Yudisium dinyatakan dengan keputusan Dekan atau Direktur Program Pascasarjana.

Wisuda adalah proses akhir dalam rangkaian kegiatan akademik pada perguruan tinggi. Sebagai tanda pengukuhan atas selesainya studi, diadakan prosesi pelantikan melalui rapat senat terbuka universitas. Upacara wisuda ini diadakan untuk semua lulusan program studi di universitas.


Tidak sah rasanya memegang ijazah tanpa melalui prosesi "wajib" ini. Seorang mahasiswa akan melakukan apapun demi mengikuti prosesi ini. Sungguh sial rasanya kuliah susah-susah dan lama-lama, mengorbankan banyak biaya, waktu, dan tenaga namun tidak diyudisium dan atau diwisuda. Bagaimana pun beratnya persyaratan yudisium dan wisuda, akan dengan sekuat tenaga dipenuhi oleh mahasiswa. Disinilah kadang "oknum" tertentu "bermain", meminta bayaran ini-itu dengan alasan "untuk yudisium dan wisuda". Kalau tidak bayar "anu", tidak akan diyudisium dan diwisuda. Mahasiswa mana yang tidak galau kalau dihadapkan situasi ini. Berapapun akan mahasiswa "bayar". Slogannya adalah "Masak tidak ikut yudisium dan wisuda gara-gara tidak bayar uang anu". Maka jangan heran biaya yudisium dan wisuda dibebankan pada mahasiswa, kadang besarannya tidak masuk akal. Tapi tak mengapalah, JANGAN KAYAK ORANG SUSAH, BIAR TUHAN YANG MEMBALASNYA!!!



Selamat menggapai gelar baru bagi yang memperoleh ijazah, selamat beryudisium dan berwisuda. Semoga ILMU AMAL PADU MENGABDI.

Monday, September 7, 2015

AMF 2015, Selamat Datang di Kota Makassar




Selamat Datang di Kota Makassar, kota yang banyak bersolek namun sedikit menor, Tuan.

Makassar menjadi tuan rumah pelaksanaan The Second ASEAN Mayors Forum (AMF) yang diagendakan berlangsung pada 7-9 September 2015 hari ini. Wapres JK dijadwalkan membuka AMF yang akan menghadirkan 500 peserta, 150 diantaranya adalah walikota yang berasal dari negara-negara ASEAN.



AMF pertama diselenggarakan pada tahun 2011 di Surabaya yang menghasilkan komitmen pemerintah lokal ASEAN untuk bekerja sama pada empat bidang yaitu pemerintahan dan administrasi publik, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, pelayanan publik dan jaringan regional. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan Walikota ini, AMF kedua akan diselenggarakan di Makassar, dengan usulan tema "Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas". AMF Makassar diharapkan dapat mengumpulkan semua pemimpin lokal di ASEAN untuk memperkuat kerjasama lokal dan mendukung pengembangan lembaga masyarakat yang lebih kuat, infrastruktur dan kehidupan sosial dan ekonomi kota melalui manajemen perkotaan dan tata pemerintahan yang partisipatif.

Selain mengikuti AMF, 500 peserta juga dapat menikmati city tour yang disiapkan panitia. City tour ini akan mengunjungi tempat-tempat wisata baik wisata sejarah, kuliner, maupun wisata belanja, juga akan mengunjungi beberapa titik yang telah sukses menjalankan program pemkot khususnya longgar (lorong garden, taman lorong).

Ada tiga acara pendukung dalam ASEAN Mayors Forum 2015 ini yaitu Makassar Investment Forum, Makassar Global Expo dan ASEAN Community Week. Secara umum, pertemuan ini akan membahas kesiapan kota menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan perdagangan bebas di tengah bencana di berbagai negara. Setiap wali kota dan gubernur akan mengemukakan pandangannya terkait perdagangan bebas. Wali kota se ASEAN juga akan akan membahas kesiapan kota-kota terhadap kenaikan air laut, kehidupan masyarakat lorong, dan smart city. Selanjutnya akan ditandatangani prasasti Deklarasi Makassar yang akan ditandatangani 150 wali kota se ASEAN.


Pertemuan Walikota se-ASEAN tahun ini merupakan pertemuan kedua setelah Surabaya yang menjadi tuan rumah pada tahun 2011 lalu. Forum  walikota se ASEAN terbentuk  atas  komitmen  anggota  ASEAN  yang  ingin  mewujudkan  solidaritas  masyarakat  Asia  Tenggara  (ASEAN  Community). Sejarah terbentuknya forum ini antara  lain  ditandai  dengan  ASEAN  Concord  II  di  Bali  pada  Oktober  2003 yang  lalu.  Untuk kemudian semakin diperkuat melalui  Pertemuan  ASEAN  ke-12  di  Cebu,  Filipina  pada  12  Januari  2007 silam.  Dalam  pertemuan  tersebut,  para  pemimpin  ASEAN  menandatangani  Deklarasi  Cebu  sebagai  tonggak  percepatan  pembentukan  ASEAN  Community  yang  ditargetkan  akan  tuntas  di  tahun  2015 ini.




Menyambut event besar ini, Makassar berbenah. Jalan-jalan ditambal sulam, saluran air diperbaiki, taman kota dipercantik, dalam sekejap. Belum lagi bendera negara ASEAN, umbul-umbul dan baliho menambah semarak kota namun menjurus norak. Entah berapa dana yang keluar untuk sedikit mempercantik kota ini. Pembenahan ini lumayan menimbulkan kemacetan dan polusi debu beberapa hari terakhir. Memang, tamu adalah raja. Setiap tamu dan pembesar yang datang ke kota ini diusahakan memperoleh kenyamanan ekstra. Diharapkan mereka akan menceritakan kepada rakyatnya kalau Makassar adalah kota yang keren dan layak dikunjungi. Walaupun mungkin sang tamu tak tahu kalau banyak yang warga lokal korbankan demi kebahagiaan mereka. Mungkin kenyamanan warga lokal akan terusik tiga hari ini dengan macet di seluruh jalan protokol. Saya mahfum, menyambut banyak tamu pasti bikin macet, terutama di sekitar tempat mereka menginap dan mengadakan pertemuan. Tidak ada tamu saja macetnya luar biasa, apalah lagi kalau ada tamu. Mungkin sirene mobil pengawal tak hentinya berbunyi di tengah jalan demi kelancaran jalan para tetamu. Tak dapat saya bayangkan bagaimana macetnya. Akhh, semoga saja tidak.




Selamat datang di Kota Makassar, tuan-tuan dan puan-puan. Walaupun semrawut, acak-acakan dan sedikit menor, kota ini begitu kami cintai, mungkin juga kelak akan anda sayangi. Kalau pulang nanti ceritakanlah pada saudara-saudara kami nun jauh disana, kalau kota ini begitu indah, menggeliat dengan penuh gelora. Ceritakan yang baik-baik saja yah... Hehehe...


Tuesday, September 1, 2015

Bagai Menjilat Anu Sendiri



Karena menjilat ludah sendiri sudah terlalu mainstream

Saya kembali berniat aktif di blog ini, menulis beberapa curhatan tak jelas tiap bulan. "Kembali berniat" berarti ada niatan lama yang tertunda kemudian berusaha kembali diejawantahkan (saya kurang tahu bahasa yang tepat) dalam niatan baru untuk kemudian direalisasikan. Saat blog ini lahir beberapa tahun yang lalu, isinya berisi curhatan tak jelas dan buah pikiran abal-abal tentang apa saja. Namun karena "tak jelas juntrungannya", saya berusaha memperbaharui isi blog dengan tema yang lebih spesifik dan lebih serius (serius menceritakan curhatan.. Hahaha.. Sama saja) seperti opini-opini keren di koran disertai foto ciamik dari kamera DSLR. Postingan lama sekira 50 postingan tak jelas pun saya ekspor ke blog terminal di 290882.blogspot.com, sayang kalau  dihapus. Setengah hidup ditulis kemudian dibunuh? Tidak! Mending saya "istirahatkan di tempat yang agak tenang". Beberapa tulisan kemudian hadir dalam beberapa bulan. Hasilnya adalah blog ini tak berkembang, ternyata saya tidak bisa menulis dengan baik dan benar. Hanya ada sekitar lima postingan abal-abal, berusaha menulis yang serius-serius ternyata menyakitkan.



Pada momentum 33 tahun, saya putuskan kembali aktif menulis disini dengan gaya apa adanya dan tidak dipaksakan. Semacam mantan pacar yang mau balikan tanpa syarat yang berat dan membebani. Karena blog itu benda mati, kami jadian kembali tanpa halangan berarti. Postingan lama saya impor kembali. Niatannya, tiap tulisan di blog ini kedepannya berjumlah minimal 505 kata dengan sebuah foto bentuk kotak yang saya comot dari akun Instagram. Banyak efek samping dari balikannya kami seperti bingungnya Om Google mengindeks postingan sampai tuntutan perasaan untuk menulis rutin disini. Tapi tak mengapa, tokh saya ngeblog bukan untuk Google, tapi menjaga kewarasan saya. Pembaca boleh jijik melihat hubungan saya dan blog ini, tapi tak mengapa selama saya suka. Blog ini blog saya, yah semau saya.

Putus nyambung sama pacar itu biasa, namun putus nyambung dengan blog itu luar biasa. Putus sekali kemudian nyambung lagi seperti menjilat ludah sendiri. Mungkin kalau putus nyambung itu seperti menjilat "anu" sendiri. Orang lain boleh jijik melihatnya, namun si pelaku asyik-asyik saja alih-alih menikmati.

Saya bayangkan kalau manusia bisa menjilat anu sendiri, mungkin ada yang mau menjilat anunya tiap hari, enak mungkin. Salah satu hewan yang bisa menjilat anunya sendiri adalah kucing. Entah apa motivasi si kucing menjilat anunya, mungkin niatan awalnya hanya untuk membersihkan anunya, namun keenakan dan keterusan. Soalnya kalau anu dibersihkan pakai tangan atau kakinya takutnya kecakar. Mungkin nenek moyang si kucing pernah mencoba membersihkan anunya pakai kaki, tapi akhirnya kena cakar dan sakit. Dia kemudian belajar membersihkan anunya dengan mulut dan lidah sendiri, kemudian mengajari anak cucunya secara turun temurun. Kalau ada manusia menjilat anunya sendiri, mungkin dia siluman kucing.

Menjilat anu sendiri jauh lebih jorok daripada menjilat ludah sendiri. Tapi sepertinya lebih enak bagi yang menikmati. "Kamu boleh jijik melihatku berlaku demikian, tapi aku suka, untung di aku muntah di kamu, mau-mauku toh...", kata si pelaku. Mari bayangkan yang berbicara demikian adalah pemerintah kita. Mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tampaknya tidak benar, tidak pro rakyat. Contohnya menaikkan harga BBM dengan alasan ini itu. Mungkin kita sebagai masyarakat "awam" melihat jijik upaya pemerintah ini. Namun bagi pemerintah, inilah jalan terbaik, minimal pemerintah yang merasakan keuntungannya. Mungkin pemerintah kita sedang menikmati menjilat "anu" sendiri. Selamat menikmati.


Wednesday, August 5, 2015

Tabu Buta Batu




Boleh suka batu, asal bukan kepala batu.


Koleksi batu akik atau permata yang saya punya masih sedikit, tak seperti punya beberapa orang teman yang bahkan sudah menjualnya. Dalam kantong plastik ada sekitar 7 jenis batu yang masih berbentuk bongkahan (rough), dalam plastik kecil ada 4 batu sudah dipoles tapi belum punya cincin pengikat, dan dalam dompet bekas tempat emas ada 7 cincin batu, selain sebuah cincin yang saya pakai sendiri di jari manis tangan kiri. Hampir semua koleksi tersebut awalnya tak saya ketahui namanya, namun berkat tanya-tanya pada google dan ahli abal-abal akhirnya saya tahu nama dan jenisnya.
Sedikit dari koleksi batu saya tersebut antara lain Black American Star 4, Giok Hijau Ternate, Badar Lumut, Giok Kuning Manakarra, Hajar Jahanam Ternate, Black Cat Eye, Natural Obsidian, Lavender, Badar Pasir, dan Fosil Kelor. Nama-nama batu ini adalah nama campuran dari saya sendiri berdasarkan hasil gogling, pemberitahuan si pemberi batu, dan informasi sesat dari si pemoles batu.



Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau saya akan memiliki koleksi batu, tidak banyak tapi ada. Waktu masih muda dulu, yang memakai cincin batu yang rata-rata berukuran besar itu adalah orang tua sepuh yang selalu memakai peci dan siap-sedia kapan pun ke Masjid ketika adzan berkumandang, kebanyakan mereka memakai tongkat sebagai penopang berjalan. Namun sekarang, trend batu membuat saya ikut-ikutan membatu. Saya tak mau ketinggalan trend, minimal tahu nama beberapa jenis batu, gaul ceritanya.

Memang tidak semua orang suka dan memakai cincin batu. Tapi saking massifnya pedagang batu maupun cincin pengikat batu di pinggir jalan mau tak mau membuat saya katakan kalau sekarang adalah zaman batu, bukan lagi musim batu. Kalau musim, suatu saat akan hilang dan bukan tak mungkin akan muncul lagi kemudian. Tapi kalau zaman akan bertahan lama, minimal satu abad. Bayangkan saja koleksi batu yang saya miliki suatu saat saya bosan, tidak mungkin batu-batu tersebut saya buang. Paling tidak saya simpan atau diberikan pada orang lain yang kebetulan berjodoh dengan batu saya. Buktinya, sejak dulu pedagang batu akik sudah ada. Ada yang bergerilya ke kantor-kantor menawarkan batu jualannya kepada pegawai kantor, ada yang menjajakan batunya di tepi jalan atau trotoar Masjid. Kadang saya berpikir, adakah yang mau membeli cincin batu sekolot ini? Tapi ternyata ada, buktinya mereka (penjual batu) ini tetap ada hingga sekarang, bisa makan untuk hidup dari hasil menjual batu.

Saya mbatin, kira-kira batu apa yang paling berharga dan yang paling tidak berharga? Bukan batu Intan atau batu Safir yang paling berharga, tapi batulase (tanya orang Bugis Makassar apa itu Batulase). Bukan batu tawas yang paling tidak berharga, tapi batu ginjal (tanya dokter apa itu batu ginjal). Ini batuku, mana batumu?

Saturday, September 6, 2014

Doa Rindu Dari Ayah

Belum juga beranjak pergi, Ayah sudah kangen Nak. Ayah tak bisa tidur malam ini, hanya melihat dan membingkai fotomu.

Lusa, Ayah akan berangkat ke negeri seberang, meninggalkanmu sejenak. Tapi belum juga matahari esok terbit, Ayah sudah rindu Nak. Maklum, Ayah tak pernah meninggalkanmu semalam pun. Lah ini, Ayah akan pergi seminggu. Entah bagaimana nasib Ayah nanti tanpamu Nak.

Jelang setahunmu, Ayah malah akan pergi. Ayah hanya bisa menitip doa. Cepat sembuh Nak yah, jangan nakal, jangan menyusahkan Bunda.

Salam rindu dari Ayah.

Tuesday, August 19, 2014

Hello Kuttu, Berselingkuh dengan Rasa Malas

Siapa tak kenal Hello Kitty? Ituloh, sosok yang tenar karena berselingkuh dengan suami orang. Ya, ini hanyalah cerita sebuah sinetron saja, entah fiksi atau non fiksi. Hello Kitty kemudian jadi bahan perbincangan dunia persinetronan.

Lalu, apa Kuttu itu? Bukan sosok seekor kucing! Kuttu adalah bahasa Bugis yang berarti MALAS. Kalau sampai kata ini disematkan pada sebuah nama, adalah sebuah penistaan akan sebuah nama, walaupun memang kemalasannya benar adanya. Contoh: Mumox Kuttu. Wow.. Sakitnya tuh disini *megangdada. Lebih baik dituduh selingkuh daripada dituduh malas.

Sebenarnya beberapa hari ini saya malas ngapa-ngapain, dengan kata lain saya sedang berselingkuh dengan rasa malas, atau sekedar menyapanya. Saking malasnya, saya hentikan saja postingan ini. Hello Kuttu, sudahkah kau mandi hari ini?

Tuesday, August 12, 2014

Waktu Dalam Hidup mu


Good Riddance (Time of Your Life) adalah salah satu lagu Green Day yang paling populer. Setidaknya pada satu dekade yang lalu. Lagu ini digunakan dalam 2 jam acara Seinfeld, dan sejak saat itu telah sering dimainkan di pesta pernikahan dan wisuda. Lagu ini memiliki banyak interpretasi. Beberapa menganggap lagu ini merupakan pengkhianatan terhadap akar punk, yang lain mengatakan jika lagu ini adalah hal yang paling punk yang pernah dilakukan oleh sebuah band. Seperti kebanyakan lagu yang baik, Good Riddance mempunyai arti dan interpretasi yang berbeda pada masing-masing pendengarnya.

Tentang Hubungan. Billie Joe Armstrong menulis lagu ini ketika kekasihnya pindah ke Ekuador. Ia menulis lagu dengan judul "Time of Your Life" sebagai ekspresi sarkastis dari kepahitan perpisahannya, seperti yang dikatakannya "Kamu menghancurkan hati saya, saya harap Kamu bersenang-senang". Selanjutnya sikapnya terhadap sebuah hubungan berubah dan dia memberi nama baru - "Good Riddance", menempatkan nama aslinya dalam kurung. Akhir sebuah hubungan adalah "titik balik" yang membuat Anda melihat ke belakang dan berpikir tentang apa yang telah dilalui dan menyadari bahwa "itu sesuatu yang tak terduga, tetapi pada akhirnya adalah benar"; apa yang terjadi itu dimaksudkan untuk menjadi.

Tentang Kematian. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah seseorang meninggal, maka "itu sesuatu yang tak terduga", tetapi kematian tidak bisa dihindari, alami "dan pada akhirnya adalah benar". Ketika Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, itu adalah titik balik besar, dan semua yang tersisa dari mereka saat ini adalah kenangan. "Jadi mengambil foto-foto dan masih terbingkai dalam pikiran Anda" - Anda menjaga mereka dalam hati dan berharap bahwa mereka berada di tempat yang lebih baik. Kemudian lagi, kadang-kadang, tidak peduli seberapa kejam itu, kematian seseorang bisa menjadi "baguslah".

Tentang Fans. Lagu ini ditulis beberapa waktu sebelum rilis Dookie, album pertama band yang dirilis pada label besar. Itu adalah waktu ketika Green Day ditolak oleh komunitas punk dan diberi label 'sell out'. Banyak fans mereka sebelumnya berpaling dari band karena mereka percaya bahwa band punk tidak boleh menjadi populer, dan karena Green Day sangat populer -. Mereka (Green Day) tidak punk lagi ini menciptakan sebuah teori yang Good Riddance mungkin pesan kepada penggemar setia yang gagal memahami arti sebenarnya dari punk dan tidak bisa bertahan ngefans pada band favorit mereka hanya karena sebuah stereotip. Siapa yang membutuhkan fans? Baguslah.

Tentang Punk. Banyak orang mulai memanggil Green Day sell-out setelah mereka merilis Good Riddance, karena lagu-lagu akustik adalah hak prerogatif yang mainstream dan tidak boleh dimainkan oleh band-band punk. Namun demikian, Good Riddance dapat dianggap salah satu hal yang paling punk yang pernah dilakukan sebuah band, karena punk adalah tentang memberontak melawan norma-norma. Jadi, merilis sebuah lagu akustik untuk sebuah band punk akan melawan norma-norma, melakukan apa yang Anda inginkan, bukan apa yang Anda seharusnya - dan itulah apa pengertian punk sesungguhnya.

Tentang Hidup. Sesuatu mungkin telah memicu menulis lagu ini, tapi itu bukan hanya tentang hubungan atau kematian atau titik balik tertentu, ini tentang kehidupan secara umum, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Lagu ini penuh dengan garis kebijaksanaan abadi, seperti "jadi, lakukan yang terbaik dalam hidup ini dan tak usah tanya mengapa - itu bukan pertanyaan, tapi pelajaran tentang waktu". Memang, ketika kita melewati masa-masa sulit, kita sering meminta makhluk yang lebih tinggi, diri kita sendiri dan semua orang di sekitar "Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku?" Tapi kita tidak pernah mendapatkan jawaban, karena "itu bukan pertanyaan, tapi pelajari dalam pelajaran tentang waktu" - sesuatu yang seharusnya mengetahui seperti kita yang menjalani hidup." Jadi mengambil foto-foto dan masih terbingkai dalam pikiran Anda" - kenangan adalah sesuatu yang kita harus berpegang pada suatu titik dalam hidup karena mereka bisa mendapatkan Anda melalui apa-apa dan membuat Anda menyadari bahwa "untuk apa itu layak itu layak semua sementara ". Pada akhirnya, hidup itu sendiri adalah "sesuatu yang tak terduga, tetapi pada akhirnya adalah benar". Kita tidak selalu mengontrolnya, tidak selalu seperti itu, tapi pada akhirnya itu adalah apa itu dimaksudkan untuk menjadi. Dan jika sudah selesai - "Saya harap Anda punya waktu untuk hidup Anda".