Wednesday, November 4, 2015

Wisata Air Terjun Bantimurung, Gemuruh Abadi Nan Indah



Kerajaan Simbang merupakan salah satu distrik adat Gemenschaap yang berada dalam wilayah kerajaan Maros. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar Karaeng. Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin daeng Paroempa menjadi Karaeng Simbang, beliau mulai mengukuhkah kehadiran kembali kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya adalah dengan melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas dari dan ke daerah-daerah sekitarnya menjadi lancar. Pembuatan jalan ini rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Namun, suatu waktu pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut.

Karena suara gemuruh tersebut begitu keras, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan jalan. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara asal suara gemuruh tersebut.

Setelah sang pegawai kerajaan melakukan pemeriksaan lokasi, Karaeng Simbang lalu bertanya: “Aga ro Merrung?” (Bahasa Bugis: apa itu yang bergemuruh itu?)

“Benti, puang” (air, tuanku), jawab sang pegawai. Benti adalah bahasa bugis halus atau tingkat tinggi untuk air. Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang terpana dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. Beliau lalu berujar: “Makessingi kapang narekko iyae onroangngnge diasengi Benti Merrung!”(mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh).

Berawal dari kata Bentimerrung inilah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malah, daerah sekitar air terjun dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang kepala Kampung bergelar Pinati Bantimurung.

Saat ini, Bantimurung menjadi salah satu Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Maros, begitu pula Simbang. Sedangkan air terjun Bantimurung menjadi kawasan Wisata Alam. Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah dengan lebar 15 meter. Menggemuruh sepanjang tahun, tak peduli musim hujan ataupun musim kering, gemuruh air terjun abadi, sehingga menjadikannya tempat wisata yang sangat populer.



Selayang Pandang

Air Terjun Bantimurung merupakan obyek wisata alam di Sulawesi Selatan yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Sejak kecil, mungkin hanya inilah satu-satunya tempat wisata favorit yang ada di sekitar kota Makassar. Sebelum masuk di kawasan obyek wisata air terjun bantimurung, anda akan disambut dengan kupu-kupu raksasa dan patung monyet putih. Tepat sebelum pintu masuk akan dijumpai sederatan penjual souvenir khas Bantimurung berupa kupu-kupu yang di awetkan serta warung kedai kopi dan makanan khas daerah.



Air terjun ini memiliki lebar 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air selama ratusan tahun. Kedalaman air di pemandian ini antara mata kaki hingga ke pinggang. Di sebelah kiri air terjun terdapat tangga beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju Gua Batu, sebelah kanan air terjun merupakan jalan menuju Gua Mimpi.



Keistimewaan

Keistimewaan kawasan ini yaitu mandi dibawah kucuran langsung air terjun, di atas batu raksasa sambil berselancar menggunakan pelampung ban yang meluncur ke bagian kolam permandian alam dibawahnya. Anda dapat juga mandi di beberapa kolam buatan sumber mata air alam pegunungan yang sangat sejuk.

Selain memiliki air terjun yang indah dan mempesona, kawasan wisata Air Terjun Bantimurung juga menjadi habitat berbagai spesies kupu-kupu yang langka, sehingga penjajah Belanda pernah menjuluki tempat ini sebagai “Kingdom of Butterfly”. Bahkan, seorang naturalis asal Inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah tinggal di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk meneliti 150 spesies kupu-kupu yang tergolong langka itu. Hingga saat ini, para pengunjung masih dapat menyaksikan indahnya warna-warni kupu-kupu dengan berbagai spesies yang berterbangan di antara bunga-bunga dan semak-belukar yang memenuhi gunung batu Bantimurung. Selain kupu-kupu yang bebas beterbangan, di dalam kawasan wisata ini terdapat pusat penangkaran pelestarian kupu-kupu yang terbesar di Indonesia



Lokasi

Air Terjun Bantimurung berada di wilayah Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Akses

Obyek wisata Air Terjun Bantimurung terletak sekitar 20 km dari Bandara Hasanuddin, 15 km dari kota Maros, dan 50 km dari Kota Makassar. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil pribadi dari Kota Makassar sekitar 1 jam. Jika pengunjung berangkat dari Bandara Hasanuddin, perjalanan dapat ditempuh dengan mobil pete-pete (mikrolet) atau bus wisata sekitar 30 menit.

Harga Tiket Masuk

Untuk tahun 2015 ini, biaya tiket masuk sebesar Rp. 15.000,- untuk orang Dewasa dan Rp. 10.000,- untuk anak-anak.

Fasilitas dan Akomodasi

Di lokasi wisata ini tersedia beberapa tempat peristirahatan berupa bungalow dan wisma bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya. Di sepanjang jalan masuk ke lokasi terdapat sejumlah pedagang souvenir kupu-kupu berbentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga mulai Rp 20.000.

No comments:

Post a Comment